Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pengamat menilai proses penyehatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya yang merupakan aset kelolaan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara bakal membutuhkan anggaran ratusan triliun.
Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin menyebut, selain BUMN Karya, Danantara juga perlu memperhatikan kinerja penyehatan BUMN Farma hingga maskapai penerbangan nasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA).
Wijayanto menegaskan, proses restrukturisasi pada BUMN tersebut perlu dijalankan hingga tuntas demi menjaga kesehatan dan peforma investasi Danantara ke depan.
“Dugaan saya akan perlu ratusan triliun Rupiah untuk merestrukturisasi BUMN2 tersebut, tetapi ini harus dilakukan,” jelasya kepada KONTAN, Senin (5/5).
Dia juga mewanti-wanti agar BUMN yang sakit tersebut tidak membebankan perusahaan pelat merah yang telah berhasil mencetak profit seperti BUMN Perbankan RI.
Baca Juga: Pengamat: Danantara Perlu Bantu Benahi BUMN yang Sakit, Bukan Hanya Cari Investor
Untuk itu, Wijayanto menyebut pemerintah perlu untuk mengklasifikasikan aset Danantara itu setidaknya ke dalam tiga segmen berdasarkan kinerja keuangan masing-masing perseroan.
“Ruang 1, ICU/restructuring. BUMN bermasalah seperti Karya, Farma, dan Garuda, perlu dimasukan dalam ruang ICU di Danantara, untuk disehatkan,” jelasnya.
Kemudian, segmen kedua atau Ruang 2 Development Motive, yang diperuntukkan bagi BUMN yang profitnya dikarenakan penugasan pelayanan publik atau Public Service Obligation (PSO) seperti PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero).
Ruang ketiga, Profit Motive yang dikhususkan untuk BUMN dan siap bertarung di pasar nasional bahkan global untuk mengejar profit. Misalnya sektor Perbankan, perkebunan, teknologi, telekomunikasi, dan lainnya.
“Treatment dan investment policy untuk masing-masing ruang harus dibuat berbeda, supaya investor institutional, bahkan ritel, tidak bingung dengan filosofi investasi Danantara yang campur aduk tanpa garis merah yang jelas,” pungkasnya.
Baca Juga: Menilik Prospek BUMN Karya yang Kinerjanya Kompak Melemah di Kuartal I 2025
Selanjutnya: Bank Mega Syariah Kucurkan Pembiayaan Modal Kerja Terhadap Smart Multi Finance
Menarik Dibaca: Dividen AKR Corporindo (AKRA) Rp 50 per saham, Potensi Yield Hampir 4%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News