Reporter: Patricius Dewo | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia resmi menyandang Standard Internasional Organization for Standardization (ISO) 14080 untuk kategori manajemen gas rumah kaca dan aktivitas terkait kerangka kerja dan prinsip metodologi pada aksi perubahan iklim (Greenhouse Gas management and related activities Framework and principles for methodologies on climate actions) .
Indonesia merupakan salah satu anggota aktif dalam organisasi tersebut yang diwakili oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). yang sesuai dengan UU No. 20/2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian BSN mendapat mandat dalam pengembangan standarisasi dan penilaian kesesuaian di Indonesia.
Yustinus Kristianto Widiwardono, Kepala Pusat Informasi dan Dokumentasi Standardisasi BSN yang juga mengepalai proyek tersebut mengatakan bahwa proposal pengembangan standar ISO 14080 ini dilatarbelakangi oleh target yang dicanangkan Pemerintah Indonesia pada tahun 2010, yaitu menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 26% di tahun 2020, atau sampai dengan 41% .
"Sejalan dengan disepakatinya Paris Agreement, pengembangan standar ISO 14080 ini dilatarbelakangi oleh target yang dicanangkan Pemerintah Indonesia pada tahun 2010, yaitu menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 26% di tahun 2020, atau sampai dengan 41%. Target ini juga masuk dalam Konteks Nasional Aksi Perubahan Iklim Indonesia yang tertuang dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC)," ujar Kristianto kepada Kontan.co.id, Jumat (6/7).
Kristianto juga menambahkan bahwa pada akhirnya standar ini dirancang untuk mendukung secara langsung implementasi Paris Agreement untuk membatasi pemanasan global di bawah 2 derajat Celcius dan mendukung tujuan Pembangunan berkelanjutan yang direncanakan oleh PBB dengan membantu pemerintah dan pelaku usaha di seluruh dunia .
Selanjutnya ia mengatakan, dengan dipublikasikannya ISO 14080, banyak manfaat yang didapat, di antaranya standar ini menyediakan framework umum bagi pemerintah pusat dan daerah untuk mengambil langkah yang tepat dalam melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Selain itu dengan didapatnya ISO 14080 ini juga akan berdampak pada sektor perindustrian, perdagangan, serta kegiatan ekspor impor Indonesia .
"Untuk ekspor impor untuk negara-negara Eropa sudah mengadopsi standar ISO ini, jadi untuk keperluan ekspor dan impor akan menjadi lebih gampang, Jadi dengan adanya standard ISO ini kita bisa lebih dipercaya oleh negara-negara Internasional soal kualitas barang yang akan kita ekspor."
Selain itu standar ini juga membantu mengembangkan kebijakan dan tindakan yang konsisten, kompatibel dan dapat diperbandingkan dalam pengelolaan perubahan iklim. Tidak hanya instansi pemerintah, swasta pun dapat menggunakan standar ini untuk mengidentifikasi perubahan iklim yang potensial dan dapat dijustifikasi.
Standar ini juga dapat digunakan oleh institusi keuangan untuk menentukan investasinya. Dan secara lebih luas, standard ISO 14080 membantu organisasi dalam melakukan pengukuran dan pelaporan, serta mengurangi risiko dan meningkatkan peluang atas aksi perubahan iklim.
Adapun keberhasilan dalam mengembangkan standard ini merupakan kontribusi dari negara berkembang salah satunya Indonesia terhadap aksi perubahan iklim. Tidak lupa pula, pengembangan standar ini mendapat dukungan dari berbagai pihak seperti Sekretariat Pusat ISO, Ketua dan Sekretaris ISO/TC 207/SC 7, serta Co-Convenor WG 7 dari Jepang.
Untuk selanjutnya, Indonesia dapat mengadopsi standar internasional ISO 14080 menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan kemudian digunakan dalam mendukung program dan kebijakan Pemerintah Indonesia dan peran aktif masyarakat maupun pelaku usaha dan BSN akan berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan pihak terkait lainnya untuk mengembangkan standard ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News