kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rencana anggaran Alpahankam Rp 1.750 triliun dekatkan target 1,5% PDB per tahun


Minggu, 30 Mei 2021 / 21:02 WIB
Rencana anggaran Alpahankam Rp 1.750 triliun dekatkan target 1,5% PDB per tahun
ILUSTRASI. Tank Harimau?produksi PT Pindad.


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah menyusun Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) terkait Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpahankam).

Pada draft beleid tersebut disampaikan rencana kebutuhan Alpahankam untuk rencana strategis lima tahun 2020-2044 sebesar US$ 124,99 miliar atau setara dengan Rp 1.785 triliun. Angka tersebut dinilai hampir mendekati target anggaran pertahanan nasional.

"Jika rancangan itu disetujui Presiden, Indonesia mestinya akan mampu mengejar target belanja pertahanan maksimal 1,5% dari produk domestik bruto (PDB) per tahun," ujar Pengamat Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (30/5).

Khairul menyebut bahwa PDB Indonesia pada tahun 2020 sebesar Rp 15.434 triliun. Bila membandingkan angka tersebut, rencana kebutuhan Alpahankam itu hanya sebesar 0,45% dari PDB nasional.

Anggaran tersebut akan ditambah dengan anggaran pertahanan sebesar rata-rata 0,78% PDB per tahun. Maka anggaran pertahanan akan mencapai 1,23% PDB per tahun.

"Dengan demikian, harapannya dilema yang dirasakan tadi dapat terjawab. Pembangunan kesejahteraan terus berjalan, pembangunan pertahanan dapat ditingkatkan," terang Khairul.

Sebagai informasi pada pasal 3 ayat 2 draft Rencana Perpres disebutkan kebutuhan dari anggaran tersebut. Sebesar US$ 79,09 miliar digunakan untuk akuisisi Alpahankam.

Baca Juga: Moderenisasi persenjataan TNI, pemerintah lewat Kemenhan rancang utang US$ 125 miliar

Selain itu terdapat kebutuhan pembiayaan tetap selama 5 rencana strategis sebesar US$ 13,39 miliar. Serta anggaran untuk dana kontijensi, pemeliharaan dan perawatan sebesar US$ 32,5 miliar.

Dari anggaran tersebut sebesar US$ 20,74 miliar telah masuk dalam daftar rencana pinjaman luar negeri jangka menengah khusus tahun 2020-2024. Sementara sisanya sebesar US$ 104,24 miliar akan dipenuhi dalam renstra 2020-2024.

Menanggapi rencana pinjaman tersebut, Khairul menyebut perlu diupayakan pinjaman jangka panjang dengan tenor rendah. Diharapkan bunga pinjaman tersebut dapat mencapai di bawah 1%.

"Setidaknya 2% dengan tenor minimal 12 tahun agar tidak membebani negara. Syukur-syukur jika bisa hingga di bawah 1% dengan tenor 28 hingga 30 tahun," jelas Khairul.

Khairul juga mendorong untuk meningkatkan kemampuan negosiasi. Terutama berkaitan dengan skema offset transfer teknologi, kerja sama produksi hingga fasilitas pemeliharaan dan perbaikan.

Baca Juga: Rancangan perpres Alpalhankam, pemerintah butuh Rp 1,7 kuadriliun borong alutsista

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×