Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
Sementara, penyerapan belanja non-K/L sampai Oktober mencapai Rp 487,6 triliun atau relatif sama dengan tahun sebelumnya sehingga tidak mencatat pertumbuhan. Di sisi lain, serapan belanja non-K/L baru 62,6% dari total pagu yang sebesar Rp 778,9 triliun.
Menkeu menjelaskan, perlambatan serapan belanja non-K/L salah satunya disebabkan oleh realisasi subsidi yang mengalami kontraksi. “Hingga Oktober, realisasi subsidi hanya Rp 146,2 triliun atau lebih rendah dari tahun lalu yang Rp 160,4 triliun,” tutur dia.
Baca Juga: Hingga Oktober, defisit APBN mencapai Rp 289 triliun
Perlambatan subsidi sejalan dengan menurunnya subsidi energi , terutama subsidi BBM, akibat rendahnya ICP dan penguatan kurs rupiah sepanjang tahun ini.
Menurunnya subsidi energi, menurut Sri Mulyani, wajar untuk menyeimbangkan penerimaan dari sektor migas dan pertambangan yang juga tertekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News