kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.304   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.533   43,20   0,58%
  • KOMPAS100 1.070   7,34   0,69%
  • LQ45 793   -2,68   -0,34%
  • ISSI 254   0,66   0,26%
  • IDX30 409   -1,29   -0,31%
  • IDXHIDIV20 467   -2,82   -0,60%
  • IDX80 120   -0,30   -0,25%
  • IDXV30 124   0,09   0,07%
  • IDXQ30 131   -0,56   -0,43%

Janggal, Kenapa Beras Tetap Langka dan Mahal padahal Surplus 3,6 Juta Ton?


Senin, 11 Agustus 2025 / 04:33 WIB
Janggal, Kenapa Beras Tetap Langka dan Mahal padahal Surplus 3,6 Juta Ton?
ILUSTRASI. Ombudsman RI mengungkap adanya kejanggalan dalam ketersediaan beras di pasar, di mana beras tetap langka padahal surplus 3,6 juta ton. ANTARA FOTO/Basri Marzuki


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Ombudsman RI mengungkap adanya kejanggalan dalam ketersediaan beras di pasar. 

Meskipun data resmi pemerintah menunjukkan surplus beras nasional mencapai 3,6 juta ton pada pertengahan 2025, harga di lapangan tetap tinggi dan pasokan di sejumlah pasar bahkan kosong. 

Temuan ini disampaikan Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika, usai melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke berbagai titik rantai pasok, mulai dari petani, penggilingan padi, hingga pedagang. 

“Secara matematis, Indonesia surplus 3,6 juta ton beras, tapi kenyataannya di pasar justru langka dan mahal,” kata Yeka dalam konferensi pers di Gedung Ombudsman RI, Jakarta Selatan, Sabtu (9/8/2025). 

Harga Melonjak di Pasar Tradisional 

Di lapangan, Ombudsman menemukan harga beras termurah berada di kisaran Rp 12.000 per kilogram. Namun, kualitasnya rendah, berwarna kekuningan, dan biasanya hanya digunakan untuk usaha kuliner seperti nasi goreng. 

Untuk beras konsumsi rumah tangga, harganya jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). 

Baca Juga: Harga Beras dan Cabai Naik, Ini Cara Pemerintah Merespon Inflasi

Yeka mencatat harga beras premium di pasar tradisional mencapai Rp 16.500 per kilogram, sementara HET yang ditetapkan pemerintah adalah Rp 14.900 per kilogram. 

“Di pasar tradisional, masyarakat ketemu harga beras di atas HET. Di pasar modern, justru ketemu harga HET. Jadi, sebenarnya kebijakan HET ini menguntungkan siapa?” ujarnya. 

Pasar Sepi, Rak Kosong 

Pantauan Ombudsman di Pasar Johar, Karawang, menunjukkan aktivitas perdagangan beras berkurang drastis. Pasar yang biasanya ramai hingga siang, kini mulai sepi sejak pukul 10 pagi. 

Di pasar ritel modern, situasinya tak kalah mengkhawatirkan. Rak beras di sejumlah gerai ditemukan kosong dan diganti dengan produk lain seperti air minum kemasan. 

Baca Juga: Skandal Beras Oplosan Terulang, CORE: Strategi Produsen di Tengah Kenaikan Harga

Padahal, data pemerintah menunjukkan Perum Bulog memegang stok 2,7 juta ton beras, sementara sisanya sekitar 900.000 ton tersebar di lebih dari 100.000 penggilingan dan pelaku usaha lain. 

Namun stok tersebut terpecah ke unit-unit kecil sehingga sulit memenuhi kebutuhan ritel secara merata. 




TERBARU

[X]
×