kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Putuskan Tak Lockdown Saat Tangani Covid-19, Jokowi: Saya Semedi 3 Hari


Kamis, 26 Januari 2023 / 14:23 WIB
Putuskan Tak Lockdown Saat Tangani Covid-19, Jokowi: Saya Semedi 3 Hari
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (18/1/2023).


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pandemi Covid-19 menjadi sebuah tantangan yang sangat berat bagi Indonesia, termasuk juga negara-negara di dunia.

Pasalnya pandemi Covid-19 menjadi satu pengalaman yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga belum ada standar bagaimana penanganannya.

Saat awal menangani pandemi, Jokowi mengatakan 80% jajaran menterinya mengusulkan adanya lockdown. Tak hanya jajarannya bahkan DPR hingga partai politik juga mengusulkan hal yang sama.

Namun, penentuan kebijakan lockdown atau tidak saat itu tak bisa dilakukan dengan tergesa-gesa. Pasalnya jika Indonesia salah mengambil langkah akan berdampak dalam pada perekonomian.

Baca Juga: Baru 480 Ribu Km Jalan Daerah Dalam Kondisi Mantap, Jokowi Segera Terbitkan Perpres

"Coba saat itu, misalnya kita putuskan lockdown. Hitungan saya dalam 2 atau 3 minggu, rakyat sudah nggak bisa, memiliki peluang yang kecil untuk mencari nafkah, semuanya ditutup, negara tidak bisa memberikan bantuan kepada rakyat, apa yg terjadi. Rakyat pasti rusuh," kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Kamis (26/1).

Maka atas dasar hak tersebut Presiden memutuskan tidak dilakukan lockdown. Dimana langkah tersebut saat ini banyak diambil beberapa negara. Penentuan penanganan pandemi Covid-19 menurutnya harus dilakukan dengan perhitungan matang. Mengingat semua negara belum pernah memiliki pengalaman sebelumnya menghadapi virus tersebut.

"Saya semedi 3 hari untuk memutuskan apa ini, apakah kita harus lockdown atau tidak. Karena betul-betul sangat tidak memiliki pengalaman semuanya mengenai ini," imbuh Jokowi.

Pada masa pandemi tak banyak sektor kesehatan yang tertekan. Perekonomian juga ikut terkena imbasnya. Jokowi mengungkapkan adanya pandemi menekankan pendapatan negara hingga 16%. Sementara itu belanja negara justru harus naik hingga 12%.

"Saya ingin menyampaikan terimakasih kepada bapak ibu semuanya dan seluruh jajaran dari tingkat pusat sampai ke tingkat desa yang telah bekerja keras selama 3 tahun dalam menangani pandemi maupun mengatasi ekonomi kita," ungkap Jokowi.

Manajemen gas dan rem yang dilakukan pemerintah bukan sebuah persoalan yang mudah. Dimana diperlukan keseimbangan dalam manajemen gas dan rem saat itu.

"Begitu itungan salah sedikit, ekonomi akan jatuh, tetapi begitu gasnya terlalu kenceng juga, pandeminya juga bisa naik. Itulah yang kita lakukan menjaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi yang semuanya menekan manajemen negara. Tidak mudah," ungkapnya.

Baca Juga: Jokowi Beberkan Strategi Penanganan Banjir di DKI Jakarta, Seperti Apa?

Kemudian saat vaksin ditemukan, Ia menyebut mulai dari gubernur, bupati, walikota, TNI dan Polri hingga sektor pertahanan keamanan dan ketertiban masyarakat ikut andil menangani. Kerjasama antar pihak menjadi kunci dalam Indonesia mampu berada di kondisi saat ini untuk penanganan pandemi.

Hingga sampai saat ini ada 448 juta dosis vaksin sudah disuntikkan. Capaian yang disebut tak mudah diraih mengingat kondisi geografis Indonesia menjadi tantangan dalam memperluas cakupan vaksinasi.

"Geografis kita juga tidak mudah, ada gunung ada laut ada sungai semuanya dilalui untuk mencapai yang namanya rakyat bisa disuntik, rakyat mau disuntik. Artinya apa? Itu pekerjaan yang memerlukan sinergitas yang sangat baik dan itu semuanya bisa kita lakukan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×