Sumber: Warta Kota | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Anggota Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi, menilai PT Jakarta Monorail (JM) berbohong apabila tidak mengetahui ke mana fee iklan yang terpasang di tiang monorel.
"Itu bohong. Sekarang tanya ke mana uangnya itu? Dia kan diminta untuk membangun monorel, masa sekarang mengambil uang iklan," ujar Prasetyo di Jakarta, Rabu (5/3).
Prasetyo menduga, pihak JM sengaja menarik uang dari pembayaran iklan untuk membayar tiang-tiang monorel yang masih dimiliki oleh PT Adhi Karya. Total pembayaran 90 tiang tersebut mencapai Rp 193 miliar, yang nominalnya dibantah oleh PT JM.
"Mungkin juga karena uang iklan itu mengumpulkan dana untuk membayar Adhi Karya dari uang iklan. Kalau dilihat dari utang itu kan banyak banget. Itu apa sanggup dibayar dengan uang iklan itu? Kan tidak," ujar Prasetyo.
Prasetyo menambahkan, sebaiknya PT JM fokus dalam pembangunan monorel. Sebab, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah memercayai pembangunan ini kepada PT JM.
Sebelumnya, Direktur PT JM Sukmawati Syukur mengakui bahwa pihaknya yang memberikan izin pemasangan iklan kepada Pariwara Billboard. Mereka meyakini tiang-tiang monorel tersebut menjadi tanggung jawabnya selaku pelaksana proyek meski masih dimiliki oleh PT Adhi Karya.
"Saat itu, tiang pancang masih menjadi milik kami selaku pelaksana proyek dan sudah mendapatkan izin dari Pemprov DKI. Kalau izin dari Adhi Karya, saya enggak tahu mereka urus atau enggak," kata Sukmawati, Senin (3/3).
Sukmawati juga mengatakan bahwa direksi PT JM di bawah Ortus Infrastructur Company selaku investor tidak mengetahui persoalan tiang monorel yang dipasangi iklan tersebut. Sebab, pemasangan iklan di tiang monorel terjadi sejak 2011.
"Jadi, Ortus selaku investor sekarang tidak mengetahui masalah ini. Saya juga bingung kenapa kita ini sering disudutkan," kata Sukmawati.
Pada waktu yang berbeda, Presiden Direktur PT JM John Aryananda mengungkapkan pernyataan yang berbeda bahwa pihaknya tidak pernah mengelola iklan di tiang-tiang monorel yang mangkrak tersebut. "Oh, pasti tidak. Bukan kami yang mengelola iklan itu," ucap John. (Ana Shofiana Syatiri )
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News