Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Meski demikian, hingga saat ini pihaknya masih menunggu rekomendasi dari Gubernur Jawa Barat. Sebab, kebijakan itu dianggap sudah masuk dalam paket rencana PSBB Bandung Raya yang meliputi Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Sumedang.
"Pengajuan menunggu dari Pak Gubernur, karena beliau juga punya kajian. Kalau saya kajiannya lokal Bandung, beliau punya untuk Bandung Raya, karena PSBB yang akan diberlakukan di Bandung Raya ada dalam koordinasi Gubernur," kata Oded.
Ia juga mengatakan, selama beberapa hari terakhir ini aktivitas masyarakat di luar rumah dianggap mulai meningkat. Karena itu, melalui kebijakan PSBB, ia berharap dapat menertibkan warga untuk tetap berada di rumah. "Makanya saya melihat kalau semakin hari semakin ramai, terlepas ada yang jenuh, ada kepentingan, apa pun alasannya, kalau trennya semakin ramai lagi seperti tidak ada masalah, maka saya katakan siap-siap saja. Bisa jadi PSBB segera dilakukan," kata dia.
Baca Juga: Catat! PSBB di Depok berlangsung hingga 28 April dengan opsi perpanjangan
PSBB efektif jika dilakukan secara nasional
Menanggapi bertambahnya jumlah daerah yang melakukan PSBB, Komite Ahli TB Indonesia dr Pandu Riono mengatakan, penyebaran virus corona hanya bisa diturunkan secara signifkan dengan penerapan PSBB secara nasional.
"Secara parsial kurang efektif karena kita harus mencegah penularan berjalan lebih luas," kata Pandu saat dihubungi wartawan, Senin (13/4/2020).
Baca Juga: Ahli: Pandemi corona akan mengubah struktur tata ruang kota
Senada dengan Pandu, epidemiolog Indonesia kandidat doktor dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyebut PSBB atau karantina wilayah harus dilakukan sebagai pelengkap dari strategi utama, yaitu tes, pelacakan, perawatan, dan isolasi kontak.
"Artinya, PSBB tidak akan efektif bila strategi utama tidak dilaksanakan," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (13/4/2020).