Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebelum resmi terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, Prabowo-Gibran pernah melontarkan akan membuka 19 juta lapangan kerja.
Hal ini disampaikan Gibran Rakabuming Raka saat masih berstatus calon wakil presiden pada debat Pilpres keempat, Januari 2024.
"Jika agendalisasi pemerataan pembangunan transisi menuju energi hijau, ekonomi kreatif, UMKM bisa kita kawal Insyaallah akan terbuka 19 juta pekerjaan dan 5 juta diantaranya adalah peluang kerja di bidang green job," kata Gibran dalam agenda debat cawapres di JCC Senayan, Minggu (21/1/2024).
Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Bob Azam mengatakan, saat ini setiap Rp 1 triliun investasi menyerap 1.300 tenaga kerja. Sementara pada tahun 2013 setiap Rp 1 triliun investasi menyerap 4.500 tenaga kerja.
"Jadi 19 juta (pembukaan) lapangan kerja butuh investasi sekitar Rp 14.600 triliun dalam 5 tahun atau Rp 3000 triliun per tahun," ujar Bob kepada Kontan, Minggu (8/6).
Baca Juga: Janji Pemerintah Buka 19 Juta Lapangan Kerja, CELIOS : Sulit Tercapai
Bob menambahkan, pada tahun 2023 investasi langsung sebesar Rp 1400 triliun. Jadi perlu dilipatgandakan investasi untuk mencapai target pembukaan 19 juta lapangan kerja.
Cara lainnya adalah meningkatkan efisien dengan menurunkan ICOR dari sekarang 6,7 menjadi di bawah empat. Hal ini agar investasi yang dibutuhkan bisa lebih rendah.
"(Penurunan ICOR diperlukan) Deregulasi yang efektif," ucap Bob.
Dihubungi secara terpisah, Direktur Center of Economic dan Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengatakan, data Maret 2025 menunjukkan jumlah penduduk yang bekerja naik 3,59 juta orang. Spesifik di administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial turun 150.000 orang. Artinya, dari sisi lapangan kerja pemerintah saja angkanya turun.
Sementara andaikan penduduk bekerja naik 3,59 juta orang per tahun pada 2029 angkanya hanya ada 17,95 juta penduduk bekerja yang baru. Itu artinya masih ada selisih dari janji 19 juta lapangan kerja yang pernah dikatakan Gibran.
"Sementara kondisi ekonomi sekarang sedang tertekan, PHK diperkirakan tembus 280.000 orang tahun ini," ujar Bhima kepada Kontan, Minggu (8/6).
Bhima menambahkan, rasio investasi dengan lapangan kerja makin tidak berbanding lurus. Investasi masuk lebih ke sektor padat modal. Akibatnya setiap Rp1 triliun investasi asing hanya menyerap 1.000 orang tenaga kerja.
"Zaman covid-19 angkanya bisa 1.300 orang per Rp1 triliun PMA. Berarti kualitas investasinya makin jelek," ucap Bhima.
Selain itu, Bhima menyebut, pemerintah lewat program koperasi desa merah putih (Kopdes MP) juga punya masalah dalam menyerap tenaga kerja. Hal ini karena kopdes MP menjadi subsitusi UMKM dan BUMDes yang sudah ada.
Kopdes MP akan head to head dengan usaha di desa, dan itu justru menciptakan banyak usaha gulung tikar.
"Hitungan CELIOS dengan adanya Kopdes MP, 175.000 lapangan kerja di sektor farmasi jadi terancam," ungkap Bhima.
Begitu juga dengan program hilirisasi, Bhima menilai efeknya tidak terlalu besar menyerap tenaga kerja. Bahkan petani dan nelayan harus kehilangan pendapatan karena hilirisasi dilakukan tanpa tata kelola yang baik.
"Bisa dibilang skenario pemerintah akan gagal buka 19 juta lapangan kerja kalau programnya bermasalah," terang Bhima.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), setiap Rp 1 triliun investasi masih bisa menyerap tenaga kerja sebagai berikut :
Tahun 2013 : 4.594 orang tenaga kerja
Tahun 2016 : 2.272 orang
Tahun 2019 : 1.277 orang
Tahun 2022 : 1.081 orang
Tahun 2023 : 1.285 orang
Baca Juga: Banyak Gen Z Tidak Terserap Lapangan Kerja, Jadi Bumerang bagi Perekonomian
Selanjutnya: Banyak Ritel Modern dan Mal Tutup pada Awal 2025, Begini Respon Presdir Pakuwon Jati
Menarik Dibaca: Promo Es Krim Alfamart Periode 1-15 Juni 2025, Es Krim Oreo Beli 2 Gratis 1
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News