Reporter: Agus Triyono | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Jelang pelaksanaan kebijakan liberalisasi angkutan udara di wilayah Asia Tenggara (Asean Open Sky) pada tahun ini, persiapan Indonesia masih belum optimal dalam mengembangkan infrastruktur bandara.
Yudha Prana Sugardha, Head of Corporate Planning and Performance PT Angkasa Pura I bilang, saat ini ada dua bandara bertaraf internasional yang mengalami kendala dalam mengembangkan infrastrukturnya. Kendalanya berkaitan pembebasan lahan.
Pertama, Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Pengembangan terminal baru di bandara ini butuh anggaran sekitar Rp 1,9 triliun. Kedua, pembangunan Bandara Kulon Progo Yogyakarta dengan anggaran Rp 5 triliun.
Sesuai rencana, Angkas Pura I akan membangun Bandara Kulon Progo di atas lahan seluas sekitar 106 hektare dengan landasan pacu (runway) pesawat sepanjang 3.600 meter. Pemerintah menargetkan pembangunan konstruksi bandara tersebut sudah bisa dimulai tahun ini.
Menurut Yudha, hingga kini, pengadaan lahan untuk dua bandara itu belum selesai dilakukan. Penyebabnya, masyarakat belum sepakat dengan harga lahan. "Harga lahannya di sana setiap menit berubah. Ini yang membuat kami mematok harga lahan," kata Yudha, akhir pekan lalu.
Yudha menambahkan, memang ada beberapa alternatif yang saat ini sedang ditempuh Angkasa Pura I untuk mengatasi hambatan pembebasan lahan. Salah satunya melakukan reklamasi pantai. Cara seperti ini pernah dilakukan dalam pengembangan Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur. "Reklamasi tidak jauh dari bandara. Itu salah satu opsi kami. Tapi, ini butuh investasi luar biasa," katanya.
Pengembangan dua bandara tersebut merupakan bagian dari rencana Angkasa Pura I hingga tahun 2020 yang akan membenahi 13 bandara dengan kebutuhan dana investasi sekitar Rp 25 triliun.
Sebelumnya, Presiden Direktur Angkasa Pura I Tommy Soetomo bilang, pengembangan bandara untuk meningkatkan kemampuan perusahaan agar bisa bersaing dengan bandara lain saat Asean Open Sky diberlakukan mulai akhir tahun ini. Infrastruktur dan fasilitas bandara merupakan faktor penting menghadapi liberalisasi penerbangan.
Pada tahun ini, Angkasa Pura I akan mengembangkan fasilitas infrastruktur di lima bandara, yaitu Bandara Juanda Surabaya, Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Hasanudin Makassar, Bandara Kulonprogo Yogyakarta, dan Bandara Syamsuddin Noor Banjarbaru. "Kami kejar-kejaran menyediakan fasilitas bandara. Ini memang tugas kami," kata Tommy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News