kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.340   46,00   0,28%
  • IDX 7.108   -48,06   -0,67%
  • KOMPAS100 1.036   -7,15   -0,69%
  • LQ45 793   -7,13   -0,89%
  • ISSI 231   -1,02   -0,44%
  • IDX30 412   -2,67   -0,64%
  • IDXHIDIV20 483   -2,57   -0,53%
  • IDX80 116   -0,87   -0,75%
  • IDXV30 119   -0,80   -0,67%
  • IDXQ30 133   -0,85   -0,64%

Produk China ke Indonesia Meningkat, Apindo: China Negara Efisiensi Produksi Tinggi


Rabu, 18 Juni 2025 / 18:44 WIB
Produk China ke Indonesia Meningkat, Apindo: China Negara Efisiensi Produksi Tinggi
ILUSTRASI. Menteri Perdagangan Budi Santoso (tengah) bersama Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto (kedua kanan) menyampaikan konferensi pers saat ekspose produk impor tidak sesuai ketentuan atau ilegal di salah satu gudang di Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (22/5/2025). Kementerian perdagangan mengamankan sebanyak 1,6 juta unit produk impor ilegal asal China yang melanggar ketentuan perdagangan seperti tidak sesuai SNI, tidak menggunakan label berbahasa Indonesia, tidak memiliki nomor pendaftaran barang serta tidak ada nomor registrasi kesehatan, keselamatan keamanan dan lingkungan (K3L) dengan bernilai total Rp18,8 miliar. ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/YU


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menanggapi meningkatnya produk China yang membanjiri pasar Indonesia belakangan ini. Ini dinilai terjadi akibat China merupakan negara dengan efisiensi produksi tingkat tinggi.

Ketua Komite Analisis Kebijakan Ekonomi Apindo, Ajib Hamdani mengatakan bahwa di awal April 2025 terjadi perang tarif antara China dan Amerika Serikat (AS), hal ini menyebabkan China mengalihkan pasarnya ke negara lain.

“China adalah negara dengan efisiensi produksi tingkat tinggi. Sehingga sektor manufaktur sangat dominan men supply produk barang dan jasa, termasuk ke Indonesia,” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (18/6).

Baca Juga: Kemendag Tegaskan Tidak Ada Produk China Masuk Lewat Marketplace

Ajib menuturkan, efisiensi tingkat tinggi disebabkan oleh empat faktor di antaranya energi yang murah, infrastruktur yang sangat mendukung, ekosistem bisnis yang saling terhubung dan produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang tinggi.

Di sisi lain, Ajib mengungkapkan, pemerintah perlu melakukan kalkulasi defisit neraca perdagangan Indonesia tahun 2025 sesegera mungkin. Bukan tanpa alasan, ini demi mengetahui langkah mitigasi apa yang perlu diambil jika defisit perdagangan membengkak.

“Ini untuk melindungi ekonomi domestik, karena Indonesia akan menjadi pasar tujuan utama dari China sepanjang konflik perdagangan masih terjadi. Ekonomi domestik harus diperkuat dengan insentif regulasi yang pro dengan low cost economy,” ungkapnya.

Baca Juga: Produk Murah Asal China Membanjiri Indonesia, Industri Lokal Tertekan

Untuk diketahui, laporan Citigroup Inc yang dikutip dari Bloomberg mencatat, ekspor China ke negara-negara ASEAN pada Mei 2025 mencapai US$ 51,3 miliar, meningkat 13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Data tersebut bersumber dari Lembaga Bea Cukai China (China General Administration of Customs/GACC). Indonesia mencatat lonjakan tertinggi, di mana nilai impor dari China pada Mei 2025 mencapai US$ 6,8 miliar, naik 21,43% secara tahunan.

Baca Juga: Arus Produk Impor dari China Membesar, Begini Catatan Asosiasi Industri

Selanjutnya: BRI Terapkan Kebijakan Baru pada Layanan Prioritas

Menarik Dibaca: Libur Sekolah, OYO Beri Diskon Menginap Hingga 75%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×