kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.902.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.254   -26,00   -0,16%
  • IDX 7.005   61,45   0,88%
  • KOMPAS100 1.020   9,19   0,91%
  • LQ45 779   10,37   1,35%
  • ISSI 230   -0,09   -0,04%
  • IDX30 401   6,24   1,58%
  • IDXHIDIV20 465   9,72   2,14%
  • IDX80 115   1,11   0,98%
  • IDXV30 116   1,36   1,19%
  • IDXQ30 129   1,78   1,39%

Kemendag Tegaskan Tidak Ada Produk China Masuk Lewat Marketplace


Rabu, 18 Juni 2025 / 17:28 WIB
Kemendag Tegaskan Tidak Ada Produk China Masuk Lewat Marketplace
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Andry Denisah/rwa. Kemendag mencatat bahwa produk-produk asal China yang masuk ke tanah air, dipastikan tidak ada yang berasal dari marketplace ataupun e-commerce.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat bahwa produk-produk asal China yang masuk ke tanah air, dipastikan tidak ada yang berasal dari marketplace ataupun e-commerce.

Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri (Dirjen Daglu) Kemendag, Isy Karim menjelaskan, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), impor dari Tiongkok didominasi oleh produk nonmigas.

Dia bilang, tiga komoditas utama dari Tiongkok ke Indonesia antara lain mesin dan peralatan mekanis (HS 84), mesin listrik dan perlengkapannya (HS 85) serta kendaraan dan bagiannya (HS 87).

“Menurut catatan Kemendag, tidak ada produk asal Tiongkok yang masuk ke Indonesia melalui marketplace, atau platform e-commerce, dengan harga di bawah US$ 100. Namun, produk tersebut masuk melalui jalur impor,” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (18/6).

Baca Juga: Produk China ke Indonesia Meningkat, Apindo: China Negara Efisiensi Produksi Tinggi

Isy menuturkan, pada periode Januari-April 2025 total impor Indonesia dari Tiongkok mencapai US$ 25,95 miliar, meningkat 21,60% yoy dibandingkan periode yang sama tahun 2024.

Dia menyebutkan, impor tersebut didominasi oleh reaktor nuklir, ketel, mesin dan peralatan mekanis, bagian daripadanya (HS 84) dengan kontribusi 22,37%. Berikutnya, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) dengan kontribusi 20,70%.

Lalu, kendaraan bermotor dan bagian serta aksesorinya (HS 87) dengan kontribusi 5,42% terhadap total impor Indonesia dari China periode Januari—April 2025.

Sementara itu, Isy menyebut, pada periode tersebut produk dengan pertumbuhan nilai impor tertinggi Indonesia dari Tiongkok antara lain mutiara, batu mulia, logam mulia, dan perhiasan imitasi (HS 71).

“Nilainya naik dari US$ 9,72 juta pada Januari—April 2024 menjadi US$ 497,53 juta pada Januari—April 2025. Nilainya tumbuh sebesar 5.020,33% (YoY),” tuturnya.

Di urutan kedua, lanjut Isy, produk karpet dan tekstil penutup lantai lainnya (HS 57). Nilainya meningkat dari US$ 81,88 ribu menjadi US$ 1,30 juta, atau tumbuh 1.481,55% (YoY).

Di urutan ketiga, yaitu produk kendaraan bermotor dan komponennya dalam bentuk tidak lengkap (HS 98). Nilainya naik dari US$ 6,03 juta menjadi US$ 52,99 juta atau tumbuh 778,93% (YoY).

Untuk diketahui, laporan Citigroup Inc yang dikutip dari Bloomberg mencatat, ekspor China ke negara-negara ASEAN pada Mei 2025 mencapai US$ 51,3 miliar, meningkat 13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Data tersebut bersumber dari Lembaga Bea Cukai China (China General Administration of Customs/GACC). Indonesia mencatat lonjakan tertinggi, di mana nilai impor dari China pada Mei 2025 mencapai US$ 6,8 miliar, naik 21,43% secara tahunan.

Baca Juga: Produk Murah Asal China Membanjiri Indonesia, Industri Lokal Tertekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×