Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 bukan menjadi dokumen formalitas. Tapi betul-betul menjadi panduan, menjadi rencana kita dalam melangkah ke depan menuju Indonesia maju.
“Karena itu yang termuat dalam dokumen itu harus jelas, harus jelas arahnya, harus jelas targetnya, harus jelas dampak kepada rakyat kita. Targetnya harus betul-betul terukur, dikalkulasi yang baik dengan memperhitungkan berbagai aspek, termasuk konteks ketidakpastian ekonomi global sekarang ini,” kata Presiden Jokowi dikutip dari laman setkab.go.id, Kamis (14/11).
Baca Juga: Airlangga raih mayoritas dukungan dari peserta rapimnas Golkar
Presiden menunjuk contoh misalnya, target pertumbuhan ekonomi juga harus dikalkulasi dengan baik dan juga disampaikan bagaimana strategi untuk mencapai target-target tersebut.
Begitu pula dengan penurunan kemiskinan targetnya harus jelas berapa persen harus turun dan dalam waktu berapa lama. Outcome-nya juga dampaknya juga manfaatnya bagi rakyat juga harus bisa diukur sehingga menjadi pegangan bersama yang bisa dimonitor, yang bisa kita evaluasi bersama-sama.
“Saya ingin dalam dokumen RJMN yang dimuat itu ada betul-betul peta jalannya, roadmap-nya ada, bagaimana cara mencapai target tersebut. Peta jalan yang jelas, tahapannya seperti apa, rutenya apa saja, dan betul-betul realistis bisa dilakukan, jangan abstrak, jangan normatif,” tegas Presiden Jokowi.
Baca Juga: Sampaikan skema optimistis, Kepala Bappenas: Pertumbuhan ekonomi bisa capai 6%
Clearing House Presiden menegaskan kembali, tidak ada visi misi menteri. Semua harus mengacu kepada RPJMN sebagai penuangan visi misi Presiden-Wakil Presiden. Ia ingin agar semuanya bisa sambung satu garis lurus dari pusat sampai ke daerah, dan dimulai dari RPJMN kita.