kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Presiden Jokowi ajak pemimpin negara ASEAN beli vaksin bersama untuk kesetaraan


Selasa, 26 Oktober 2021 / 14:14 WIB
Presiden Jokowi ajak pemimpin negara ASEAN beli vaksin bersama untuk kesetaraan
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato di KTT ASEAN melalui video conference dari Istana Bogor


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - BOGOR. Presiden Joko Widodo mengajak pemimpin negara anggota ASEAN untuk melakukan pembelian vaksin bersama. Tujuannya, mencapai kesetaraan dalam akses vaksin bagi seluruh negara. Sehingga percepatan vaksinasi dalam menghadapi pandemi virus corona (Covid-19) mampu terwujud.

"Asean harus terus melakukan pembelian vaksin untuk anggotanya, terus memerangi diskriminasi dan politisasi vaksin, dan menyuarakan pentingnya kesetaraan akses vaksin bagi semua," ujar Jokowi saat menyampaikan pidatonya dari Istana Kepresidenan Bogor pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-38 yang diselenggarakan secara virtual, Selasa (26/10).

Jokowi saat ini angka vaksinasi penuh dua dosis di ASEAN masih 10% di bawah rata-rata dunia. Sehingga perlu akselerasi untuk menyamai pencapaian vaksinasi dunia.

Jokowi juga menekankan pentingnya penguatan arsitektur kesehatan kawasan dalam mengatasi pandemi ke depan mutlak segera dilakukan. Harmonisasi kebijakan darurat kesehatan publik antar negara ASEAN, terkait dengan deteksi, mitigasi, dan cross border policy, harus segera dilakukan.

COVID-19 ASEAN Response Fund harus ditransformasikan menjadi pendanaan kesehatan kawasan yang kuat. ASEAN Emergency Health Fund, untuk mendanai akses terhadap alat kesehatan, diagnostik, obat-obatan, dan vaksin di masa darurat. ASEAN Regional Reserve of Medical Supplies perlu terus diperkuat.

Baca Juga: Myanmar mengecam keputusan ASEAN karena tidak mengundang pemimpin junta di KTT ASEAN

"Di saat yang sama, kawasan ASEAN didorong menjadi hub pusat produksi alat kesehatan, diagnostik, obat-obatan dan vaksin kawasan. Ini untuk menjamin pasokan kebutuhan negara ASEAN saat terjadi darurat kesehatan publik," ungkapnya.

Keberhasilan dalam bidang kesehatan, lanjut Jokowi, akan membuka pintu kesuksesan di bidang perekonomian. ADB Outlook 2021 memperkirakan pertumbuhan ekonomi ASEAN di tahun 2022 sebesar 5%.

"Kita harus membuktikan bahwa kita bisa mencapai lebih dari itu, dengan cara disiplin bekerjasama dan melakukan langkah bersama," ujarnya.

Ada banyak agenda bersama yang perlu dilakukan bersama. Kepala Negara Republik Indonesia itu menekankan pentingnya reaktivasi perjalanan, termasuk pariwisata, yang aman dari Covid-19, dan dipercaya oleh masyarakat global.

"Penerapan koridor perjalanan berdasar ASEAN Travel Corridor Arrangement Framework (ATCAF) perlu segera diimplementasikan dengan tertib," terangnya.

Selain itu, adaptasi menuju ekonomi digital harus dipercepat di semua negara untuk menyiasati keterbatasan pergerakan manusia. Sebagai kawasan dengan pertumbuhan internet tercepat di dunia, potensi ekonomi digital ASEAN sangat besar.

"Selama pandemi, ekonomi digital tumbuh mencapai US$ 100 miliar di tahun 2020. Hal ini menjadi batu lompatan kemajuan ekonomi di kawasan kita dan menjadi kontribusi ASEAN untuk pemulihan ekonomi global," tandasnya.

Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara tersebut yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar.

Selanjutnya: IMF Pangkas Prospek Ekonomi Asia, ASEAN Diprediksi Masih Hadapi Tantangan Berat Covid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×