Reporter: Leni Wandira | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Calon presiden nomor urut dua Prabowo Subianto mengaku terkejut atas persetujuan Anies Baswedan soal kenaikan anggaran pertahanan 1%-2% terhadap produk domestik bruto (PDB). Prabowo meminta ketegasan Capres nomor urut satu tersebut.
"Karena beberapa hari yang lalu cawapres nomor 1 menyampaikan dalam keadaan perang sehingga kita tidak perlu alat perang. Tapi Anda setuju menaikkan anggaran 1%-2% (dari PDB), saya minta ketegasan," kata Prabowo menjawab pernyataan anies.
Menanggapi itu, Anies menegaskan pertahanan harus sesuai dengan ancaman nyata di depan mata. Ancaman itu dirasakan tidak hanya di batas teritorial.
"Kita butuh pertahanan yang sesuai dengan ancaman nyata di depan kita. Ini dirasakan bukan hanya di batas teritori, tapi di keluarga. Ancaman penipuan online, peretasan, judol, ancaman terorisme, itu butuh perhatian," uahr Anies.
Baca Juga: Di Hadapan Prabowo, Anies Sampaikan Prihatin Atas Kesejahteraan Prajurit Indonesia
"Bukan belanja alutsista berdasarkan selera dan preferensi masa lalu tapi harus masa depan. Perlu ada strategi supaya kekuatan yang dimiliki bisa bekerja dengan optimal," ungkapnya.
Sebelumnya, Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan memiliki pandangan yang sama tentang sistem pertahanan Indonesia.
Mereka sepakat anggaran pertahanan harus dinaikkan sekitar 1%-2% untuk mendukung pertumbuhan industri pertahanan dalam negeri.
Kedua kandidat calon pemimpin negara ini menilai kondisi pertahanan Indonesia masih memiliki kekurangan di berbagai lini. Anies maupun Ganjar menilai, tanpa anggaran yang cukup, maka pertumbuhan industri pertahanan di dalam negeri tentu akan terganggu.
Baca Juga: Prabowo Tantang Anies Bertemu Usai Debat Capres, Bahas Detail Soal Alutista
Selain itu, Anies Baswedan mengatakan bahwa menggenjot pertumbuhan ekonomi menjadi hal yang penting untuk mendukung industri pertahanan dalam negeri.
Dia juga menggarisbawahi tentang praktik korupsi yang membuat banyak anggaran tidak terserap dengan maksimal.
“Tanpa anggaran yang cukup, kita tidak bisa melakukan hal yang demikian. Kita perlu meniadakan praktik middle man dalam pengadaan alutsista. Kita juga harus meningkatkan alokasi anggaran, kemudian menggunakannya dengan efisien,” kata Anies.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News