Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto mulai melunak dengan sikap Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, yang dianggapnya tidak menepati perjanjian Batu Tulis. Meski mengaku kecewa, tetapi kini Prabowo lenih memilih fokus merancang solusi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa.
"Saya hanya menyesali kenapa perjanjian itu tak bisa dihormati," kata Prabowo saat dijumpai di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Rabu (2/4/2014).
Prabowo mengatakan, dirinya tidak ingin mengobarkan permusuhan dengan Megawati. Ia berharap selanjutnya ada komunikasi yang lebih intens sehingga dapat ditentukan solusi terbaik sebagai penengah perjanjian Batu Tulis sekaligus memecah rumitnya masalah bangsa.
Prabowo juga mengatakan telah berkali-kali bertemu Megawati. Dalam pertemuan itu ia sampaikan berbagai hal tentang tantangan bangsa ke depan dan gambaran memecahkannya. "Sudahlah, kita cari yang terbaik, yang bilang kita berperang siapa? Saya pikir kepentingan bangsa butuh persatuan semua kekuatan. Jadi saya sebetulnya juga hormat mau ketemu Bu Mega," katanya.
Dokumen yang diduga merupakan perjanjian Batu Tulis antara Partai Gerindra dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI-P) sebelum Pemilihan Umum 2009 itu beredar di media sosial. Poin nomor tujuh dari kesepakatan itu berbunyi, "Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada pemilu presiden tahun 2014".
Setelah Megawati memberikan mandat kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk maju sebagai calon presiden, Gerindra menuding PDI-P tidak menepati perjanjian tersebut. Namun, PDI-P menolaknya dan menganggap perjanjian itu baru dapat dilaksanakan jika koalisi antara PDI-P dan Gerindra menang dalam Pemilu 2009.
Dalam acara kampanye di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (23/3/2014), Prabowo menyindir politikus yang bohong dan ingkar janji meskipun ia tidak menyebutkan nama yang ia maksud. Sikap itu dinilai menyindir Megawati maupun PDI Perjuangan.
Pengamat komunikasi politik, Heri Budianto, menilai serangan yang dilakukan bakal calon presiden Partai Gerindra itu justru bisa menjadi bumerang bagi Prabowo sendiri. Serangan tersebut dinilainya malah akan menguntungan pihak yang diserang. (Indra Akuntono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News