Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pakar Komunikasi Politik Heri Budianto menilai serangan yang dilakukan bakal calon presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto akan menjadi bumerang bagi Prabowo sendiri. Serangan tersebut dinilainya malah akan menguntungan pihak yang diserang.
“Saya melihatnya justru ketika dilakukan sindiran-sindiran kepada pihak lain, dalam hal ini misalnya Jokowi, justru akan merugikan Prabowo sendiri. Karena dalam politik kita, terkait opini publik, orang-orang yang disindir, disasar statement dari elite tertentu biasanya akan menimbulkan simpati publik pada elite yang disindir,” ujar Heri saat dihubungi, Minggu (30/3/2014).
Heri mengatakan, saling serang merupakan hal yang umum terjadi dalam politik menjelang pemilu. Namun, jika dijadikan sebagai strategi komunikasi politik, serangan itu justru akan menjadi bumerang. Pasalnya, ada persepsi dalam masyarakat terhadap orang yang disakiti. Pihak yang disakiti akan mendapat simpati yang besar dari publik.
Meskipun serangan yang disampaikan Prabowo merupakan fakta, kata Heri, tetapi langkah itu keliru. Misalnya, saat Prabowo menyinggung Perjanjian Batu Tulis antara Partai Gerindra dan PDI Perjuangan pada pemilu 2009.
“Sebenarnya dia mengungkap fakta bahwa pernah ada perjanjian seperti ini. Itu bukan dalam konteks menyerang, tapi mengungkapkan fakta. Itu yang menarik dalam politik kita ini,” kata Heri.
Begitu pula dengan pernyataan jangan memilih pemimpin pembohong. Heri mengatakan, sentilan tersebut multitafsir lantaran Prabowo tidak menyebutkan siapa yang dianggap pembohong.
“Enggak ditujukan ke satu pihak saja, multitafsir, ya. Artinya mungkin saja orang-orang tersinggung itu orang yang merasa. Banyak orang menafsirkan ditujukan pada PDI-P, tapi kan tidak secara langsung ditujukan pada PDI-P atau Jokowi,” ujar Heri.
Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, tidak ada masalah dalam gaya kampaye Prabowo. Pasalnya, Prabowo tidak menyebut nama, lembaga, dan partai. Menurutnya, kampanye Prabowo tidak akan menurunkan elektabilitas Gerindra menjelang pemilu legislatif. Justru sebaliknya, kata dia, Gerindra bakal memenangi Pileg.
Fadli menilai, gaya Prabowo memiliki kesamaan dengan Presiden Pertama Indonesia Soekarno. Menurutnya, ekspresi Prabowo yang berapi-api merupakan hal yang wajar, sama seperti gaya Bung Karno saat berpidato. (Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News