Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto bakal segera mewujudkan proyek tanggul laut raksasa alias Giant Sea Wall di sepanjang Pantai Utara Jawa (Pantura).
Hal tersebut dimantapkan lewat terbentuknya Badan Otorita Pengelola Pantai Utara Jawa (BOP Pantura).
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Maria Elka Pangestu mengingatkan bahwa segala kebijakan yang diambil pemerintah harus didasari oleh data dan dari studi yang telah dilakukan.
Menurutnya, pembangunan Giant Sea Wall perlu melihat keberhasilannya di negara-negara lain yang telah menjalankan proyek serupa.
Baca Juga: Rakor Tingkat Menteri, AHY Sebut Pembangunan Giant Sea Wall Fokus di Jakarta-Demak
“Kita dari DEN intinya apapun yang menjadi kebijakan harus berbasis data dan harus berbasis apa sih yang sudah berhasil di tempat lain, misalnya ada yang serupa untuk membuat tanggul laut raksasa Giant Sea Wall,” ujarnya saat ditemui Hotel Tribrata, Jakarta, Rabu (27/8).
Maria mencontohkan, proyek Giant Sea Wall di laut Jawa perlu mengadopsi keberhasilan tanggul laut yang telah dibangun di Amsterdam.
Asal tahu saja, tanggul laut di Amsterdam telah berdiri sejak hampir 90 tahun yang membentang sepanjang 32 kilometer (km) di pesisir Belanda. Tanggul ini telah mencegah Laut Utara menggenangi sebagian wilayah Belanda di sekitar Amsterdam.
“Mungkin yang sepanjang itu (Giant Sea Wall Pantura) saya nggak tahu ada apa nggak ya, tapi yang mungkin ada di Amsterdam kalau gak salah modelnya, jadi kita mesti belajar,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Maria menuturkan, proyek Giant Sea Wall bukan hanya berbicara soal pendanaannya saja, tetapi bagaimana pengelolaanya, pembangunan dengan standar yang baik. Terlebih, lanjut dia, Indonesia merupakan negara tropis dan masuk dalam zona gempa.
Baca Juga: Soal Giant Sea Wall, Menteri PU: Mohon Bersabar Anggaran Kami Terbatas
“Bukan masalah pendanaannya, tapi bagaimana mengelolanya dan dibangun dengan standar yang baik, karena nanti tujuannya juga nggak tercapai. Membangun ini sainsnya apa? engineering-nya apa? jadi itu namanya evidence, saat ini dengan teknologi dan standart yang ada mana sih yang paling cocok buat Indonesia, apalagi kita kan tropical dan zona gempa, jadi saya rasa perlu ada studi, assesment dan evaluasi yang baik,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Badan Otorita Pengelola Pantai Utara (Pantura) melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 71/P Tahun 2025 pada 25 Agustus 2025.
Sebelumnya, Prabowo menyebut pembangunan Giant Sea Wall (GSW) di sepanjang pesisir utara Jawa bakal membutuhkan anggaran mencapai US$ 80 miliar atau sekitar Rp 1.304 triliun (asumsi kurs: Rp16.304).
Baca Juga: Prabowo Sebut Proyek Giant Sea Wall Sepanjang Pantura Butuh Anggaran Rp 1.300 Triliun
Prabowo menjelaskan, dinding raksasa itu diperkirakan bakal membentang sepanjang 500 kilometer (Km) mulai dari Banten hingga Gresik, Jawa Timur.
“Dari Banten sampai ke Jawa Timur, ke Gresik 500 km dan perkiraan biaya yang dibutuhkan US$ 80 miliar,” jelasnya dalam agenda International Conference of Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta International Convention Centre, Kamis (12/6).