Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan bahwa pembangunan tanggul laut raksasa alias Giant Sea Wall bakal difokuskan di wilayah Jakarta hingga Demak.
Hal tersebut diungkap saat membuka rapat koordinasi (rakor) tingkat menteri yang diselenggarakan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Jakarta, Rabu (13/8).
AHY menjelaskan, pembangunan Giant Sea Wall ini akan memakan anggaran negara yang cukup besar, sehingga fokus pertama pembangunan proyek ini menyasar pada wilayah Jakarta-Demak.
Baca Juga: Dikejar Target Penerimaan Rp 2,5 Triliun, Bea Cukai Percepat Implementasi E-Audit
“Giant Sea Wall atau proteksi Pantura yang diperkirakan akan memakan anggaran juga tidak sedikit, tetapi kita fokus di Jakarta dan juga Semarang, Demak,” jelasnya.
AHY mengungkapkan, setelah pembangunan Giant Sea Wall dari Jakarta-Demak terhubung, selanjutnya bakal dilakukan pengintegrasian ke beberapa wilayah lainnya.
Menurutnya, pendekatan yang dilakukan dalam pembangunan ini bukan hanya menyasar pada onshore alias tanggul-tanggul di pantai saja, tetapi juga offshore yang merupakan tanggul-tanggul di laut serta mengembangkan tanaman mangrove sebagai proteksi Pantura.
“Termasuk mangrove-mangrove yang bisa dijadikan sebagai proteksi pantai utara tersebut, melindungi puluhan juta warga sekaligus berbagai kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus yang menyumbang signifikan PDB secara nasional,” pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengungkap wacana pembangunan Giant Sea Wall (GSW) di sepanjang pesisir utara Jawa bakal membutuhkan anggaran mencapai US$ 80 miliar atau sekitar Rp 1.304 triliun (asumsi kurs: Rp16.304).
Prabowo menjelaskan, dinding raksasa itu diperkirakan bakal membentang sepanjang 500 kilometer (Km) mulai dari Banten hingga Gresik, Jawa Timur.
“Dari Banten sampai ke Jawa Timur, ke Gresik 500 km dan perkiraan biaya yang dibutuhkan US$ 80 miliar,” jelasnya dalam agenda International Conference of Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta International Convention Centre, Kamis (12/6).
Lebih lanjut, Prabowo juga memperkirakan berdasarkan kalkulasinya konstruksi GSW bakal memakan waktu 15 hingga 20 tahun lamanya.
Meski membutuhkan anggaran jumbo dan kurun waktu yang panjang, Prabowo tetap optimistis dapat segera memulai pembangunan proyek tersebut.
“Tidak ada masalah, ada pepatah kuno (mengatakan) perjalanan 1.000 kilometer di mulai oleh satu langkah, kita akan segera mulai itu,” tegasnya.
Prabowo mengatakan, proyek GSW merupakan salah satu proyek strategis. Ia bilang proyek ini sudah dalam perencanaan Bappenas sejak tahun 1995.
Bahkan, Prabowo menyebut telah memerintahkan jajaran kabinetnya untuk segera melakukan studi banding. Dia juga sesumbar hendak membentuk Badan Otorita Tanggul Laut Pantai Utara.
"Saya sudah perintahkan satu tim untuk roadshow keliling dan dalam waktu dekat saya akan bentuk badan otorita tanggul laut pantai utara (pantura) jawa," pungkasnya.
Baca Juga: Persiapan Upacara HUT ke-80 Kemerdekaan RI Capai 70%
Selanjutnya: OJK Siapkan Aturan Penguatan Ekosistem Asuransi Kesehatan
Menarik Dibaca: Jadwal Piala Kemerdekaan 2025: Persiapan Timnas U-17 Sebelum Piala Dunia Qatar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News