kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.745.000   4.000   0,23%
  • USD/IDR 16.430   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.223   -248,56   -3,84%
  • KOMPAS100 896   -33,02   -3,55%
  • LQ45 709   -20,34   -2,79%
  • ISSI 194   -8,31   -4,11%
  • IDX30 370   -9,39   -2,47%
  • IDXHIDIV20 444   -10,12   -2,23%
  • IDX80 103   -3,04   -2,87%
  • IDXV30 107   -2,26   -2,07%
  • IDXQ30 121   -3,14   -2,53%

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2025 Diramal Melambat, Imbas Faktor Domestik dan Global


Selasa, 18 Maret 2025 / 17:29 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2025 Diramal Melambat, Imbas Faktor Domestik dan Global
ILUSTRASI. Ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 melambat menjadi kisaran 4,9% hingga 5%. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 melambat menjadi kisaran 4,9% hingga 5%. Proyeksi ini melambat dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2024 yang mencapai 5,02%.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan hanya kisaran 4,8% hingga 5%, lebih rendah dari target dalam asumsi ekonomi makro 2025 sebesar 5,2%, dan juga target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2025-2029 bahwa ekonomi tahun ini ditargetkan tumbuh 5,3%.

Kepala Makroekonomi dan Keuangan Indef Muhammad Rizal Taufikurahman menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan melambat, disebabkan oleh faktor global dan domestik.

Baca Juga: Banyak Petunjuk Ekonomi Indonesia Sedang Sakit

“Hal ini mengingat faktor-faktor risiko domestik dan global seperti ketidakpastian ekonomi global, dampak kebijakan moneter AS, kondisi geopolitik,” tutur Rizal kepada Kontan, Selasa (18/3).

Dari sisi domestik, tantangan reformasi struktural dan efektivitas belanja pemerintah, perlunya peningkatan produktivitas sektor riil, efektivitas kebijakan fiskal dan moneter, dan urgensi penguatan fundamental ekonomi domestik dinilai menjadi penghambat laju perekonomian.

Bahkan, Rizal juga menyoroti kondisi fiskal pada awal tahun yang cukup mengkhawatirkan. Seperti APBN hingga Februari 2025 sudah mencatatkan defisit Rp 31,2 triliun atau 0,13% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). 

Defisit ini terjadi lantaran realisasi pendapatan negara yang lebih rendah dibandingkan kebutuhan belanja negara yang meningkat.

Tercatat, pendapatan negara per akhir Februari 2025 mencapai Rp 316,9 triliun atau setara 10,5% dari target sebesar Rp 3.005,1 triliun. 

Sementara itu, realisasi belanja negara mencapai Rp 348,1 triliun. Realisasi ini setara 9,6% dari target APBN 2025 sebesar Rp 3.621,31 triliun.

“Selain itu daya beli masyarakat yang masih menurun ditandai deflasi Januari-Februari 2025, terjadi PHK dan jumlah pengangguran yang cukup besar, lapangan kerja masih minim terserap, termasuk industri padat karya berguguran,” ungkapnya.

Baca Juga: Bappenas: Target Ekonomi 8% akan Didorong dari Sisi Lapangan Usaha dan Pengeluaran

Senada, Kepala Ekonom BCA David Sumual juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2025 akan melambat. Hitungannya, pertumbuhan ekonomi periode tersebut hanya akan mencapai 4,9%.

David berharap, agar perlambatan ekonomi ini tidak berangsur panjang, maka pemerintah harus segera melakukan percepatan implementasi program yang sudah direncanakan.

“Misalnya makan bergizi gratis (MBG), program 3 juta rumah, dan lainnya,” kata David.

Selanjutnya: Berawan Hingga Hujan Petir, Ini Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (19/3)

Menarik Dibaca: Berawan Hingga Hujan Petir, Ini Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (19/3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×