Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi kuartal I-2023 berpotensi tak akan menyentuh 5% secara tahunan atau year on year (yoy).
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, pertumbuhan ekonomi periode Januari 2023 hingga Maret 2023 sebesar 4,99% yoy.
Ini pun melambat dari pertumbuhan pada kuartal sebelumnya, atau kuartal IV-2022 yang pada waktu itu sebesar 5,01% yoy.
Josua bilang, sumber pertumbuhan ekonomi pada awal tahun ini adalah konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi.
Baca Juga: Laba Perbankan Kian Gemuk Berkat Pemangkasan Pencadangan
"Konsumsi rumah tangga dan investasi diperkirakan menjadi pendorong utama pada perekonomian kuartal I-2023," tegas Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (4/5). Josua pun memerinci. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga kuartal I-2023 diperkirakan sebesar 4,5% yoy.
Ini didorong oleh peningkatan laju pertumbuhan keyakinan konsumen yang tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada kuartal I-2023 yang sebesar 11,1% yoy, atau meningkat dari 8,2% yoy pada kuartal sebelumnya.
Selain itu, penjualan eceran juga tercatat tumbuh 4,8% yoy, setelah pada kuartal IV-2022 tumbuh 0,7% yoy.
Penjualan mobil (ritel) juga tercatat meningkat 13,7% yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan kuartal IV-2022 yang sebesar 6,9% yoy.
Baca Juga: IMF Melihat Ketidakpastian atas Kebijakan Moneter Jepang, Bisa Berimbas ke Global
Nilai Tukar Petani yang pada akhir kuartal I-2023 tercatat tumbuh 1,43%yoy atau naik dari pertumbuhan kuartal sebelumnya yang sebesar 0.61% yoy.
Impor barang konsumsi pun terpantau positif, yaitu mencapai 2,7% yoy setelah pada kuartal IV-2022 terkontraksi 13,9% yoy.
Sedangkan investasi atau PMTB diperkirakan tumbuh 4,1% yoy, atau meningkat dari pertumbuhan kuartal IV-2022 yang sebesar 3,3% yoy.
Peningkatan investasi masih didorong oleh investasi bangunan, yang tercermin dari perbaikan penjualan semen pada kuartal I-2023.
Sementara itu, investasi non-bangunan cenderung melambat terindikasi dari penjualan alat berat pada kuartal I-2023 yang turun 12,3% yoy.
"Ini sejalan dengan tren penurunan harga komoditas serta normalisasi dari sisi suplai komoditas," tambah Josua.
Baca Juga: PLN Bukukan Pendapatan Rp 311,1 Triliun pada 2022
Kemudian, peningkatan laju investasi atau PMTB pada kuartal I-2023 juga tercermin dari impor barang modal yang tercatat tumbuh 10,5%yoy.
Komponen selanjutnya, konsumsi pemerintah sepanjang di sepanjang kuartal I-2023 diperkirakan naik 7,82% yoy.
Pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan kuartal sebelumnya yang sebesar 4,77% yoy.
Peningkatan pertumbuhan terindikasi dari realisasi belanja pemerintah pusat pada kuartal I-2023 yang tercatat tumbuh 10,5% yoy.
Baca Juga: Pefindo Prediksi Penerbitan Surat Utang Korporasi Akan Marak pada Kuartal Ketiga 2023
Didorong oleh belanja barang yang tumbuh 36,3% yoy, belanja modal tumbuh 25,5% yoy, dan belanja pembayaran utang yang naik 18,8% yoy.
Terakhir, net ekspor diyakini Josua tumbuh melambat dibandingkan kuartal sebelumnya. Terindikasi dari ekspor non migas yang tumbuh 0,5% yoy atau melambat dari 7,8% yoy pada kuartal IV-2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News