Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
Peningkatan investasi masih didorong oleh investasi bangunan, yang tercermin dari perbaikan penjualan semen pada kuartal I-2023.
Sementara itu, investasi non-bangunan cenderung melambat terindikasi dari penjualan alat berat pada kuartal I-2023 yang turun 12,3% yoy.
"Ini sejalan dengan tren penurunan harga komoditas serta normalisasi dari sisi suplai komoditas," tambah Josua.
Baca Juga: PLN Bukukan Pendapatan Rp 311,1 Triliun pada 2022
Kemudian, peningkatan laju investasi atau PMTB pada kuartal I-2023 juga tercermin dari impor barang modal yang tercatat tumbuh 10,5%yoy.
Komponen selanjutnya, konsumsi pemerintah sepanjang di sepanjang kuartal I-2023 diperkirakan naik 7,82% yoy.
Pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan kuartal sebelumnya yang sebesar 4,77% yoy.
Peningkatan pertumbuhan terindikasi dari realisasi belanja pemerintah pusat pada kuartal I-2023 yang tercatat tumbuh 10,5% yoy.
Baca Juga: Pefindo Prediksi Penerbitan Surat Utang Korporasi Akan Marak pada Kuartal Ketiga 2023
Didorong oleh belanja barang yang tumbuh 36,3% yoy, belanja modal tumbuh 25,5% yoy, dan belanja pembayaran utang yang naik 18,8% yoy.
Terakhir, net ekspor diyakini Josua tumbuh melambat dibandingkan kuartal sebelumnya. Terindikasi dari ekspor non migas yang tumbuh 0,5% yoy atau melambat dari 7,8% yoy pada kuartal IV-2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News