Reporter: Grace Olivia | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyimpulkan stabilitas sistem keuangan sepanjang kuartal II-2019 terjaga dengan baik.
Hal ini berdasarkan hasil pemantauan lembaga anggota KSSK terhadap perkembangan perekonomian, moneter, fiskal, pasar keuangan, lembaga jasa keuangan, dan penjaminan simpanan.
Baca Juga: Pengamat pajak bilang RUU Ketentuan Umum Perpajakan harus jadi prioritas
Dalam konferensi pers KSSK, Selasa (30/7), Menteri Keuangan Sri Mulyani selaku Ketua KSSK menyampaikan, setidaknya ada tiga faktor utama yang mendukung sistem keuangan domestik tetap stabil dan kondusif.
Pertama, meredanya ketidakpastian pasar keuangan global yang dipicu respons sejumlah bank sentral negara maju dan berkembang yang melonggarkan kebijakan moneter. “Termasuk bank sentral AS yang diprediksi akan menurunkan suku bunga kebijakan,” kata Menkeu.
Kedua, menariknya imbal hasil investasi portofolio di aset keuangan domestik. Ini meningkatkan minat pemodal asing berinvestasi, di samping prospek pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang terjaga.
Baca Juga: Defisit BPJS Kesehatan diproyeksi tembus Rp 28 triliun, Jokowi gelar rapat terbatas
Ketiga, membaiknya persepsi terhadap prospek ekonomi Indonesia, seiring peningkatan sovereign rating Indonesia oleh Standard and Poor’s (S&P). Selain itu, juga perkembangan sektor riil pasca masa pemilu.
“Kondisi tersebut turut memperkuat Rupiah serta meningkatkan kinerja pasar obligasi negara dan pasar saham,” lanjut Sri Mulyani.
Meski begitu, KSSK tetap memantau sejumlah potensi risiko baik dari eksternal maupun domestik yang harus diwaspadai. Dari eksternal, salah satunya adalah berlanjutnya ketegangan hubungan dagang AS–Tiongkok yang berpotensi melebar ke negara yang menjadi hub bagi ekspor Tiongkok ke AS.
Baca Juga: Pemisahan Ditjen Pajak dari Kementerian Keuangan masih angan-angan
Faktor tersebut, menurut KSSK, terus menekan volume perdagangan dunia serta memperlambat prospek pertumbuhan ekonomi global. Ekonomi global yang melemah pada gilirannya makin menekan harga komoditas, termasuk harga minyak.
Sementara dari dalam negeri, KSSK melihat tantangan utama yang dihadapi adalah mempertahankan momentum pertumbuhan serta memperbaiki current account deficit (CAD) di tengah melemahnya perekonomian global.
Merespon hal tersebut, Sri Mulyani mengatakan, KSSK terus memperkuat koordinasi kebijakan untuk mempertahankan stabilitas sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan perekonomian nasional yang berkelanjutan.
Baca Juga: Menkeu: Tetap ada batasan dalam keterbukaan informasi
“Koordinasi kebijakan tersebut juga diharapkan dapat mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor, pariwisata dan aliran masuk modal asing, termasuk Penanaman Modal Asing (PMA),” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News