kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perry Warjiyo: Bank Indonesia Tetap Akan Independen dengan Kebijakan Pro-Growth


Minggu, 04 Februari 2024 / 11:08 WIB
Perry Warjiyo: Bank Indonesia Tetap Akan Independen dengan Kebijakan Pro-Growth
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat berdiskusi bersama pemimpin media di Bandung (3/2/2024).


Reporter: Ardian Taufik Gesuri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - PADALARANG. Berbeda dengan bank sentral negara lain, Bank Indonesia tidak hanya fokus menjalankan kebijakan moneter, melainkan juga makroprudensial.

Di samping berperan menjaga stabilitas nilai tukar dan inflasi, lembaga yang saat ini dipimpin Perry Warjiyo tersebut juga bersikap pro-growth. Yakni, mendorong pertumbuhan ekonomi.

Bahkan, pada saat pandemi Covid-19 lalu, Bank Indonesia (BI) bahu-membahu dengan pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan, untuk menjaga stabilitas dan memulihkan perekonomian yang terpuruk karena dihajar pandemi.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Diprediksi Lebih Rendah dari 2022

Lewat kebijakan burden sharing, BI banyak menyerap surat utang negara yang diterbitkan Pemerintah RI untuk melaksanakan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Langkah BI tersebut tentu mulia, tapi juga mengundang tanggapan mengenai posisi bank sentral sebagai lembaga independen di bidang moneter.

Namun, dalam acara focus group discussion dengan para pemimpin redaksi di Padalarang Sabtu (3/2), Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, “BI tetap independen. Begitu juga dalam kebijakan stabilitas moneter, BI tetap independen.”

Dengan posisi independen, Perry menjelaskan bahwa BI mendukung pertumbuhan ekonomi. 

“Baik itu dalam kebijakan makroprudensial, digital, pendalaman pasar keuangan, semuanya pro-growth,” ujarnya.

Pilar moneter dan fiskal

But it takes two to tango,” ucap Perry. 

Menurut Perry, dirinya maupun Dewan Gubernur BI bersyukur punya partner yang enak.

Ia mengakui bahwa dalam hubungan otoritas moneter dan otoritas fiskal tersebut tidak selalu sama pendapatnya.

Baca Juga: Indonesia Central Bank: Should be Room to Cut Rates, Awaiting Stronger Rupiah

“Kadang terjadi diskusi dan debat, walau itu tidak terlihat di publik,” ungkapnya.

Namun, Perry melanjutkan, keluarnya adalah satu jalinan erat antara moneter dan fiskal. 

“Antara Thamrin dan Lapangan Banteng (kantor BI dan kantor Kementerian Keuangan),” tandasnya.

Perry menekankan, pilar-pilar moneter dan fiskal ini sangat penting. Koordinasinya yang sudah erat perlu dijaga.

Ke depan, dengan pemerintahan baru hasil Pemilu 2024, Perry yakin BI tetap akan independen dalam mengawal stabilitas dan mendorong pertumbuhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×