kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perpadi: Ada temuan beras impor rembes di Pasar Induk Cipinang


Kamis, 14 Januari 2021 / 10:38 WIB
Perpadi: Ada temuan beras impor rembes di Pasar Induk Cipinang
ILUSTRASI. Buruh tertidur di atas tumpukan karung beras di pasar induk beras Cipinang, Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Billy Haryanto menemukan sejumlah beras impor murah di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta.

Beras impor yang diduga berasal dari Vietnam tersebut dinilai dapat mengganggu harga beras petani lokal. Terlebih lagi masuk dalam jumlah yang besar.

"Pada Rabu (13/1) yang masuk PIBC saja 300 ton. Kalau tiap hari masuk segitu beras lokal kalah bersaing," ujar Billy dalam keterangan pers, Kamis (14/1).

Beras tersebut dimasukkan dalam karung bertuliskan beras Jasmine. Namun, beras tersebut dijual seharga dengan beras putih di PIBC sebesar Rp 9.000 per kilogram (kg).

Padahal harga modal beras Jasmine disebut Billy telah mencapai Rp 12.000 per kg. 

Baca Juga: Mentan perluas lahan pertanian atasi ketergantungan impor

Billy menambahkan, masuknya beras impor tersebut juga bisa merusak harga beras petani lokal yang mulai masuk masa panen.

"Petani jadi korbannya karena suplai beras murah itu bertepatan dengan masa panen awal tahun ini," terang Billy.

Billy bilang impor beras putih biasa tidak dapat dilakukan sembarangan, karena harus melalui Bulog. Penugasan untuk Bulog itu termaktub dalam Perpres Nomor 48 Tahun 2016  tentang Penugasan Kepada Perum Bulog Dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional.

Adanya temuan tersebut diharapkan dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah. Pasalnya beras impor tersebut akan mematikan beras lokal dan mengganggu pendapatan petani.

Selanjutnya: Jokowi ingatkan krisis pangan di tengah pandemi Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×