kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perlu kesadaran masyarakat dan konsistensi aparat mengatasi penyebaran Covid-19


Kamis, 29 April 2021 / 08:50 WIB
Perlu kesadaran masyarakat dan konsistensi aparat mengatasi penyebaran Covid-19


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepuluh orang Indonesia dilaporkan terpapar varian baru virus Covid-19 dari India. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada Senin (26/4).

Varian dari virus di India tersebut dengan kode B.1.617, ditemukan ada mutasi di E484Q dan L452R. Menurut Kolaborator Saintis Laporcovid-19 Iqbal Elyazar hal ini merupakan sudah kodratnya virus bermutasi, sebagai bagian evolusi biologisnya.

“Sudah pasti kita akan ketemu lebih banyak lagi. Nah yang mengerikan itu adalah mutasi yang malah memperkuat cara kerja virus dan malah menyebabkan penularannya lebih banyak atau lebih cepat,” kata Iqbal kepada Kontan.co.id, Rabu (28/4).

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Rabu (28/4): Tambah 5.241 kasus, terus pakai masker

Ia juga melihat bahwa hal ini bisa terjadi di mana saja, tidak hanya di India. Dengan pergerakan orang antar negara sambil membawa virus dengan karakter ini yang menurutnya akan menjadi masalah.

Ia melihat solusi dari adanya varian terbaru dari virus ini adalah pembatasan wilayah secepatnya perlu dilakukan, sambil menunggu hasil kajian di India mengenai apakah mutasi ini lebih ganas atau tidak.

Karena ia juga melihat bahwa beberapa wilayah seperti Selandia Baru dan Inggris malah lebih awal untuk menghentikan penerbangan dari India, yaitu pada awal April. Sementara itu, Indonesia baru memberlakukan penghentian setelah 10 orang terpapar dari hasil mutasi virus ini.

Sementara itu, dengan Indonesia yang akan masuk ke pada gelombang mudik lebaran, mobilisasi masyarakat dipercaya akan memperburuk keadaan pandemi, sehingga pemerintah membuat aturan larangan mudik.

Salah seorang karyawan swasta di Jakarta, Nisa Maria menilai bahwa dengan adanya mutasi baru Covid-19 ini menambah kekhawatirannya, salah satunya karena mengapa pasien positif dapat bepergian ke Indonesia.

Selain itu, menurutnya dengan prosedur kesehatan yang sudah kendor selama beberapa waktu ini, maka diperlukan siaga proteksi yang sedikit lebih banyak dibanding sebelumnya. “Semacam balik ke satu tahun lalu bagaimana fearness soal Covid-19 pas baru-baru outbreak,” kata Nisa.

Walaupun begitu, meskipun ada potensi risiko penyebaran dari gelombang mudik, ia akan tetap melaksanakan mudik Lebaran, karena jarak yang cenderung lebih dekat, yaitu Jakarta-Bandung.

Baca Juga: Satgas minta pemerintah daerah waspada terhadap angka kematian akibat Covid-19

“Perjalanan yang relatif singkat, mudah-mudahan meminimalisasi kontak dengan orang lain,” katanya.

Untuk aturan dan usaha pemerintah melarang mudik ini Iqbal menilai bahwa aturan sudah jelas dan dipersulit. Yang perlu dilihat sekarang adalah bagaimana kesadaran dari warga negara untuk berkorban terlebih dahulu, dengan tidak mudik secara gotong royong.

Untuk efektivitas dari pembatasan ini ia menilai tergantung dari konsistensi aparat dan kesadaran masyarakatnya.

Ia juga menambahkan bahwa selain dari konsistensi aparat dan kesadaran masyarakat, prosedur kesehatan harus tetap digalakkan, terutama agar tidak makin bertambahnya kluster perkantoran.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×