Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat pada bulan Desember 2023. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi M2 pada akhir tahun lalu sebesar Rp 8.824,7 triliun.
Kendati demikian, angka tersebut hanya meningkat 2,9% month on month (mom) dari bulan November 2023 dan hanya naik 3,5% year on year (yoy) bila dibandingkan dengan akhir tahun 2022, terendah dibanding pertumbuhan uang beredar pada Desember dalam lima tahun ke belakang,
Analisi Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita menilai, menurunnya uang beredar sebenarnya sudah terprediksi sebelumnya, karena imbas dari kanaikan suku bunga di tahun lalu yang mencapai level 6% an.
Baca Juga: Kinerja Industri Pengolahan & Perdagangan Tumbuh Melambat, Ini Dampak ke Pajak
Ini sejalan dengan upaya Bank Indonesia yang meredam pelemahan mata uang rupiah dan capital outflow dengan menaikan suku bunga, sehingga akan menekan laju kredit, yang membuat uang beredar menjadi menurun.
Menurutnya, penurun uang beredar tersebut juga sekaligus menjadi sinyal bahwa di tahun 2024 likuiditas masih ketat, dan pertumbuhan kredit masih akan tertekan,
“Ini berarti bahwa pertumbuhan investasi juga akan ikut tertekan. Nah, jika investasi ikut tertekan, imbasnya tentu ke pertumbuhan ekonomi,” tutur Ronny kepada Kontan.co.id Senin (22/1).
Baca Juga: Sri Mulyani: Dampak Pelemahan Ekonomi Global Mulai Terasa ke Indonesia
Ia juga menilai jika bank sentral Amerika Serikat The Fed tidak menurunkan suku bunga pada kuartal I 2024, maka besar kemungkinan Bank Indonesia juga belum akan menekan suku bunga acuannya.
“Artinya, pertumbuhan investasi di kuartal pertama tahun ini akan berpotensi seperti kuartal III tahun lalu,” ungkapnya.
Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2023 sebesar 4,94% year on year (yoy), atau melambat dari kuartal II-2023 yang sebesar 5,17% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News