Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memprediksi ekonomi tahun ini ke batas bawah 5%. Sedangkan pada triwulan II, ekonomi diperkirakan hanya tumbuh 4,7%. Kondisi ini membuat laju utang luar negeri (ULN) swasta mengendur.
Berdasarkan data terbaru ULN Mei 2015, pertumbuhan ULN Mei adalah 5,9% (year on year) atau lebih lambat dari pertumbuhan bulan sebelumnya 7,7%. Total utang luar negeri pada akhir Mei adalah US$ 302,29 miliar.
Perlambatan pertumbuhan utang ini terjadi pada ULN sektor swasta ataupun publik. Apabila pada April 2015 pertumbuhan ULN swasta mencapai 13,2%, pada Mei turun ke 10,2%. Sementara itu, ULN sektor publik hanya tumbuh 1%, melambat dibanding pertumbuhan bulan sebelumnya 1,5%.
Perlambatan pertumbuhan utang terjadi pada beberapa sektor industri seperti industri pengolahan yang pada April tercatat ULN sebesar US$ 34,16 miliar kemudian turun menjadi US$ 33,9 miliar, industri listrik, gas dan air bersih yang turun dari US$ 22,83 miliar pada April ke US$ 22,6 miliar pada Mei, dan sektor jasa yang turun dari US$ 18,6 miliar ke US$ 18,38 miliar.
"BI memandang perkembangan ULN Mei 2015 masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian," tulis BI dalam laporannya. Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan ULN swasta sudah diatur oleh BI.
Dari pengamatan BI secara rata-rata menunjukkan implementasi dari aturan lindung nilai atau hedging yang diperuntukkan BI bagi sektor swasta sudah dilakukan dengan baik. Maka dari itu secara umum swasta sudah melakukan kehati-hatian dalam berutang.
"Estimasi awal perusahaan banyak yang mengikuti aturan hedging," terangnya. BI sendiri pada triwulan IV nanti akan mempunyai data yang komprehensif mengenai penggunaan hedging oleh swasta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News