kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.465   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.898   66,24   0,97%
  • KOMPAS100 1.001   10,19   1,03%
  • LQ45 775   7,44   0,97%
  • ISSI 220   2,72   1,25%
  • IDX30 401   2,31   0,58%
  • IDXHIDIV20 474   1,13   0,24%
  • IDX80 113   1,15   1,03%
  • IDXV30 115   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   0,58   0,44%

Perkembangan Inovasi Industri RI Dinilai Bergerak Lambat Selama 3 Dekade Terakhir


Selasa, 06 Mei 2025 / 17:45 WIB
Perkembangan Inovasi Industri RI Dinilai Bergerak Lambat Selama 3 Dekade Terakhir
ILUSTRASI. Peserta pameran memperagakan fungsi mesin pemotong kayu di Pameran Komponen Manufaktur Furnitur Internasional (IFMAC) dan Pameran Mesin Pengerjaan Kayu (WOODMAC) 2024, JIEXPO, Kemayoran, Jakarta, Rabu (25/9/2024). Indonesia masih jauh tertinggal di belakang banyak negara Asia lainnya dalam bidang inovasi industri selama lebih dari tiga dekade sejak 1990.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

Indonesia dinilai tidak memiliki kapasitas manufaktur yang dibutuhkan untuk mendukung industri ini. Salah satu hambatannya adalah terkait dengan kualitas penelitian di dalam negeri yang tidak mendalam.

Di saat negara-negara besar menawarkan beberapa pelajaran penting, sayangnya Indonesia tidak memiliki keterampilan bersaing. 

Padahal negara tetangga seperti Malaysia berhasil menaklukan tantangan menjadi inovasi, melalui peningkatan keterampilan dan transisi industri yang bisa dilihat pada industri semikonduktornya, dimana Malaysia memimpin di Asia Tenggara dengan pangsa pasar 8,7% dari ekspor semikonduktor global pada tahun 2023 di tengah momentum revolusi AI global.

Malaysia tentu saja mengandalkan investasi asing untuk membangun industri chip, sebuah kebijakan yang coba ditiru oleh Indonesia saat ini. Malaysia juga menawarkan paket insentif pajak untuk memikat produsen asing, yang juga dilakukan Indonesia, meskipun dengan hasil yang berbeda.

Baca Juga: Pengusaha Khawatir Industri Elektronik Lokal Redup Dihantam Produk Impor dari China

Sementara itu Singapura juga secara selektif memberikan beasiswa untuk para teknisi di sejumlah sektor dengan tujuan mengakomodasi pembangunan pengetahuan dan mengembangkan penelitian seperti di industri farmasi.

Singapura juga mendorong pendekatan triple helix yang kuat untuk membangun eksoistem inovasinya, dengan mengintegrasikan secara erat hubungan antara pemerintah, industri, dan universitas untuk penelitian yang siap menghasilkan produk pasar.

Di sisi lain, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam membangun Sumber Daya Manusia untuk mendorong inovasi dan ekonomi, dimana masih ada hambatan dalam memperluas investasi pada penelitian dan inovasi di sektor pendidikan.

Mengutip data LPDP yang menunjukkan bahwa rasio hibah penelitian terhadap pendanaan beasiswa turun dari 20% pada tahun 2020 menjadi hanya 2,1% pada tahun 2023.

Baca Juga: Harga Logam Industri Menguat Sebulan Terakhir, Begini Prospek Hingga Akhir Tahun

“Kita mendanai pendidikan tetapi tidak secara efektif menerjemahkannya menjadi ekosistem penelitian dan inovasi yang kuat. Sementara negara-negara ekonomi besar menawarkan beberapa pembelajaran, Indonesia sayangnya tidak memiliki keterampilan untuk bersaing dengan mereka,” ujar David.

David lebih lanjut menyoroti negara tetangga Indonesia di Asia Tenggara, yakni Malaysia, Thailand dan Singapura yang dinilai telah berhasil menavigasi jalur yang menantang menuju inovasi, peningkatan keterampilan, dan transisi industri.

“Meskipun ada jalur yang berbeda, ketiga contoh ini memiliki tema umum berupa kebijakan yang berorientasi pada pasar, pengembangan sumber daya manusia yang relevan, integrasi strategis lintas batas, dan pemanfaatan dinamika global,” ungkapnya.

Selanjutnya: Cuan 35,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Terbang (6 Mei 2025)

Menarik Dibaca: 4 Varian Micellar Water Wardah Sesuai Jenis Kulit untuk Hapus Makeup dan Kotoran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×