Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
Memang tercatat ada perbaikan pada kuartal III-2019, tetapi perbaikan kinerja ini dinilai masih belum kuat.
Selain masalah kredit yang belum menguat, BI juga melihat ada masalah pembiayaan pasar modal dan utang luar negeri (ULN) yang masih tumbuh tetapi tidak sekuat tahun-tahun berikutnya. Ini yang akhirnya membuat korporasi ragu untuk menambah produk investasi.
"Mereka berpikiran bakal seberapa besar tingkat hasilnya sehingga bisa menutup biaya dari modal baik perbankan maupun sisi pasar modal dan ULN" tambah Perry.
Baca Juga: BI tahan suku bunga, rupiah ditutup menguat tipis
Meski begitu, BI melihat bahwa kondisi ekonomi ke depan akan membaik sehingga ini akan memperkuat prospek ekonomi dan minat korporasi. BI pun akan berusaha untuk terus memberi sinyal dengan kebijakan yang akomodatif untuk menurunkan suku bunga, mengendorkan kembali likuiditas, dan mengendorkan kebijakan makroprudensial.
Selain itu, BI juga akan terus meyakinkan perbankan untuk juga menyambut cepat pelonggaran kebijakan yang telah dilakukan oleh BI. "It's time to produce, to invest, dan ekonomi kita akan naik. Itu yang akan kami yakinkan," tandas Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News