kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penjualan eceran naik karena musiman, konsumsi belum mampu dongkrak ekonomi


Rabu, 11 Juli 2018 / 20:30 WIB
Penjualan eceran naik karena musiman, konsumsi belum mampu dongkrak ekonomi
ILUSTRASI. Suasana pasar tradisional


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski penjualan eceran kuartal II-2018 terindikasi tumbuh lebih tinggi dibanding kuartal I-2018 dan kuartal II-2017, ekonom menilai hal itu terjadi karena pola musiman. Konsumsi rumah tangga sepanjang tahun diperkirakan belum akan membaik secara signifikan.

Hasil survei penjualan eceran yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan, Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2018 tumbuh 8,3% year on year (yoy), naik dua kali lipat dibanding bulan sebelumnya. Namun di Juni, pertumbuhan IPR melambat menjadi 6,8% yoy.

Dengan demikian, pertumbuhan IPR kuartal II-2018 tercatat 6,4% yoy, jauh lebih tinggi dibanding kuartal I-2018 yang sebesar 0,7% yoy dan dibanding kuartal II-2017 yang sebesar 4,9% yoy.

Direktur Riset Center of Reform on Economy (CORE) Piter Abdullah mengatakan, tingginya penjualan eceran di Mei tahun ini lantaran Ramadan bergeser lebih maju dibanding Mei tahun lalu, sehingga penjualan meningkat. Sementara di Juni, momen lebaran hanya sampai pertengahan bulan, tak seperti tahun lalu yang ada di akhir bulan, yang menyebabkan pertumbuhan penjualan eceran melambat.

"Di Juni, kalau tahun lalu mendekati lebaran sehingga konsumsi di Juni tahun lalu besar. Sedangkan Juni tahun ini hanya separuh lebaran karena sudah selesai," kata Piter kepada Kontan.co.id, Rabu (11/7).

Meski begitu, pertumbuhan penjualan eceran di kuartal II-2018 yang lebih tinggi juga karena adanya pola musiman yang diikuti upaya pemerintah yang lebih intensif. Upaya pemerintah yang dimaksud yaitu adanya program padat karya tunai dan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) yang lebih tinggi.

"Tapi secara keseluruhan saya belum lihat konsumsi membaik. Ini kan satu lonjakan dalam satu pola musiman dan dia harus mengkompensasi kuartal pertama yang masih rendah dan kuartal-kuartal berikutnya," tambah Piter.

Piter memproyeksi, pertumbuhan konsumsi rumah tangga kuartal II-2018 sekitar 5,05% yoy, sedikit lebih tinggi dari kuartal I-2018 yang sebesar 4,95% yoy. Sepanjang tahun, konsumsi rumah tangga diperkirakan hanya akan ada sedikit di atas 5% yoy.

"Konsumsi saya lihat belum cukup mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini," tandasnya. 

Piter memproyeksi, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 hanya akan mencapai angka 5,1% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×