kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengusaha Yakin PMI Manufaktur Indonesia Terus Ekspansif Jika Syarat Ini Terpenuhi


Selasa, 02 Mei 2023 / 16:56 WIB
Pengusaha Yakin PMI Manufaktur Indonesia Terus Ekspansif Jika Syarat Ini Terpenuhi
ILUSTRASI. Pengusaha Yakin PMI Manufaktur Indonesia Akan Terus Ekspansif. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia diyakini akan terus mengalami ekspansif ke depannya. S&P Global mencatat PMI Manufaktur Indonesia berada di level 52,7 pada April 2023. Posisi tersebut naik 0,8 poin jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang berada di level 51,9.

PMI Manufaktur Indonesia pada periode ini juga mencapai posisi tertinggi dalam tujuh bulan terakhir. Hal ini didorong oleh kenaikan kuat pada permintaan baru.

Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) Yustinus Harsono Gunawan meramal, PMI Manufaktur Indonesia diyakini akan terus mengalami ekspansif ke depannya hanya dengan satu syarat.

Baca Juga: PMI Manufaktur Indonesia Kembali Meningkat Menjadi 52,7 pada April 2023

Yakni, dilanjutkan bahkan diperkuatnya kebijakan dan implementasi yang sedang berlangsung, khususnya Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) secara penuh tanpa pengurangan pasokan volume.

“Saya sangat meyakini prospek industri manufaktur terus ekspansif, dengan satu-satunya syarat, diperkuatnya implementasi HGBT seperti halnya di Jawa Timur yang terjadi sejak ditetapkannya Keputusan Menteri ESDM Nomor 89/2020 yang selalu kurang dari alokasi,” tutur Yustinus kepada Kontan.co.id, Selasa (2/5).

Dia berharap agar pemerintah bisa fokus pada keberlanjutan dan penguatan implementasi kebijakan yang terbukti efektif dan menaikkan resiliensi sektor manufaktur olahan, khususnya implementasi HGBT US$ 6,0 per Million British Thermal Unit (MMBTU), dengan statement memastikan keberlanjutan HGBT.

Adapun terkait wacana merevisi HGBT, Yustinus berpendapat meskipun hanya mengoreksinya menjadi US$ 6,1 per MMBTU maka akan mengguncang reindustrialasi yang mulai menggeliat.

“Utilisasi juga akan meningkat, bahkan melebihi utilisasi sebelum pandemi. HGBT bertindak sebagai infus ketika pandemi dan sebagai transfusi ketika disrupsi global, bahkan semakin berlarut dengan ketidakpastian geopolitik terkini,” jelasnya.

Yustinus mengatakan, alasan diperkuatnya implementasi HGBT adalah karena sudah terbukti bermanfaat untuk tujuh sektor industri, sehingga dengan dorongan tersebut makan akan bermanfaat bagi sektor-sektor di industri lainnya.

Baca Juga: Pemulihan Ekspor Asia Tenggara Kalahkan Asia Utara, Ini Sebabnya

“HGBT terbukti sebagai game changer untuk 7 industri, sehingga pasti juga akan efektif sebagai game changer untuk sektor industri lainnya, atau berarti untuk game changer re-industrialisasi,” tambahnya.

Meski begitu, faktor mendinginnya kontestasi partai politik menuju Pemilu 2024 dinilai memberikan angin segar untuk iklim industri yang sudah semakin kondusif, dan  juga memberikan kepastian untuk merealisasikan investasi, serta kepastian bagi investor luar negeri.

Kabar baik, tersebut kata Dia, bisa meningkatkan penyerapan tenaga kerja baru yang selama ini sempat menurun akibat pandemi Covid-19. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×