kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PMI Manufaktur Indonesia Kembali Meningkat Menjadi 52,7 pada April 2023


Selasa, 02 Mei 2023 / 10:28 WIB
PMI Manufaktur Indonesia Kembali Meningkat Menjadi 52,7 pada April 2023
ILUSTRASI. PMI Manufaktur Indonesia berada di level 52,7 pada April 2023.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia kembali meningkat. S&P Global mencatat PMI Manufaktur Indonesia berada di level 52,7 pada April 2023. Posisi tersebut naik 0,8 poin jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang berada di level 51,9.

PMI Manufaktur Indonesia pada periode ini juga mencapai posisi tertinggi dalam tujuh bulan terakhir. Hal ini didorong oleh kenaikan kuat pada permintaan baru.

Selain itu, PMI Manufaktur Indonesia juga sudah berada dalam posisi ekspansif selama kurun 20 bulan terakhir, sebab masih di atas level 50.

Direktur Ekonomi S&P Global Market Intelligence Tim Moore  mengatakan, berdasarkan hasil survei PMI S&P Global terkini, sektor manufaktur terus mendapatkan momentum setelah awal yang kurang baik pada tahun 2023.

Baca Juga: Mendag: Kinerja Ekspor Makin Baik, Neraca Perdagangan Maret 2023 Surplus USD 2,91 M

“Kondisi bisnis yang membaik menggambarkan permintaan domestik menguat, yang mendorong kenaikan tercepat pada permintaan baru dan volume produksi selama tujuh bulan,” tutur Moore dalam keterangan resminya, Selasa (2/5).

Menurut Moore, meningkatnya PMI Manufaktur Indonesia pada periode tersebut lantaran produsen barang mulai meningkatkan produksi sejalan dengan mulai membaiknya prospek pertumbuhan bisnis dalam jangka pendek. Selain itu, pengusaha juga kini lebih optimistis pada kondisi dunia usaha ke depannya sehingga berdampak pada ekspansi.

Permintaan yang kuat ini sebagian berasal dari permintaan barang yang berasal dari domestik. Hal ini tercermin dari penjualan  ekspor yang menurun pada bulan April 2023.

Responden survei menyebutkan penurunan kondisi bisnis di beberapa tujuan ekspor luar negeri utama sebagai faktor penyebab penurunan kecil pada permintaan baru dari luar negeri.

Baca Juga: Sejumlah Tantangan Membayangi Prospek Kegiatan Usaha pada Kuartal II 2023

S&P Global menjelaskan, pembelian dan akumulasi pasokan meningkat pada April karena produsen mengantisipasi kenaikan permintaan pada bulan-bulan ke depan.

Selain itu, S&P Global juga berharap, Perusahaan manufaktur Indonesia akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan produksi dan permintaan.

Lebih lanjut, karena kondisi dunia usaha makin membaik, lapangan pekerjaan juga terus bertambah sejalan dengan banyaknya permintaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×