kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.053   69,44   0,99%
  • KOMPAS100 1.055   14,32   1,38%
  • LQ45 829   11,91   1,46%
  • ISSI 214   1,24   0,58%
  • IDX30 423   6,73   1,62%
  • IDXHIDIV20 510   7,74   1,54%
  • IDX80 120   1,64   1,38%
  • IDXV30 125   0,95   0,76%
  • IDXQ30 141   2,08   1,49%

PMI Manufaktur Indonesia Meningkat Menjadi 51,9 Pada Maret 2023


Senin, 03 April 2023 / 13:33 WIB
PMI Manufaktur Indonesia Meningkat Menjadi 51,9 Pada Maret 2023
ILUSTRASI. Suasana pameran Indo Intertex - Inatex 2023 di Jakarta International Expo Kemayoran, Rabu (29/03). PMI Manufaktur Indonesia Meningkat Menjadi 51,9 Pada Maret 2023.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. S&P Global mencatat, Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Maret 2023 berada di level 51,9. Angka ini meningkat 0,7 poin jika dibandingkan pada bulan sebelumnya yang tercatat 51,2.

Oleh karena itu, PMI Manufaktur Indonesia melanjutkan perbaikan kondisi sektor manufaktur menjadi 19 bulan berturut-turut. Apalagi, laju pertumbuhan merupakan yang tercepat sejak bulan September lalu.

Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence Jingyi Pan mengatakan, PMI Manufaktur Indonesia pada Maret 2023 tersebut menunjukkan bawa kondisi sektor manufaktur terus membaik.

Baca Juga: Kemenperin Berikan Penghargaan Pengguna dan Produsen Produk Dalam Negeri

"Survei PMI Manufaktur Indonesia dari S&P Global pada bulan Maret mendatangkan berita positif tentang perkembangan sektor manufaktur," ujar Jingyi dalam keterangan resminya, Senin (3/4).

Jingyi menyampaikan, PMI Manufaktur Indonesia masih ditopang oleh kenaikan produksi yang mendukung membaiknya aktivitas pembelian.

Hanya saja, ia bilang, permintaan ekspor baru masih mengalami penurunan di tengah kondisi pasar di luar negeri yang semakin lemah. Laju penurunan ini mengalami penyesuaian dari kondisi bulan Februari dan hanya pada kisaran rendah.

"Pada waktu yang sama, harga jual naik pada laju lebih lambat sejak bulan November 2020 yang merupakan pertanda baik bahwa tekanan inflasi di Indonesia terus berkurang," katanya.

Baca Juga: Industri Manufaktur Tumbuh 5,01% pada 2022, Menperin: Ekonomi Sudah Kembali Pulih

Selain itu, kenaikan permintaan baru juga mendorong manufaktur Indonesia menaikkan tingkat tenaga kerja mereka selama dua bulan berturut-turut, meski tingkat kenaikan masih tergolong kecil.

"Sentimen bisnis bertahan positif di antara produsen di Indonesia pada akhir triwulan pertama. Meski tingkat kepercayaan diri dalam bisnis membaik, namun masih jauh dari rata-rata historis," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×