kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Penerimaan Pajak Diprediksi Tak Capai Target Hingga Akhir Tahun, Ini Kata Pengamat


Senin, 08 Juli 2024 / 20:36 WIB
Penerimaan Pajak Diprediksi Tak Capai Target Hingga Akhir Tahun, Ini Kata Pengamat
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengikuti rapat kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Senin (8/7/2024). Rapat tersebut membahas laporan realisasi semester I dan prognosis semester II pelaksanaan APBN TA 2024. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/nym.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli

Raden mengungkapkan penerimaan pada semester II selalu lebih besar dibandingkan semester I, sebab banyak proyek pemerintah cair di akhir tahun yakni pada November dan Desember.

Triwulan terakhir biasanya bendahara sibuk mencairkan anggaran dan memungut pajak dari rekanan pemerintah. Sehingga secara rata-rata, penerimaan pajak di bulan Desember selalu lebih tinggi daripada bulan-bulan lainnya. Kebanyakan penerimaan tersebut berasal dari pemungutan dan pemotongan pajak oleh bendahara pemerintah.

"Jadi saya berbeda pendapat dengan bu Menteri tentang prediksi penerimaan. Justru penerimaan pajak tahun 2024 kemungkinannya akan tercapai sepanjang pemerintah dapat menjadi kondisi makro ekonomi seperti semester I," ujarnya.

Baca Juga: Setoran Pajak Korporasi Anjlok, Alarm Perlambatan Ekonomi RI Menyala Lagi

Lebih lanjut, Raden menjelaskan keadaan shortfall tahun 2024 sebenarnya tidak memengaruhi penerimaan 2025 karena penghitungan tahun anggaran 2025 tidak berdasarkan realisasi 2024. 

"Mulai Januari 2025 penghitungan penerimaan tetap mulai dari nol lagi. Bukan minus. Karena tidak diakumulasi. Shortfall tahun sebelumnya dianggap selesai di akhir tahun. Awal tahun berikutnya menggunakan strategi yang berbeda. Target penerimaan pun berdasarkan prediksi indikator makro ekonomi yang sudah disepakati dengan DPR," tuturnya.

Disisi lain, ia memprediksi prediksi shortfall tahun 2024 dikarenakan adanya agenda politik nasional, yaitu Pemilihan Presiden (Pilpres). Dari sisi pengusaha, biasanya pesta demokrasi seperti Pilpres membuat pengusaha mengambil sikap wait and see. 

Baca Juga: Rp 58,8 Triliun Dividen BUMN Sudah Disetor ke Kas Negara

"Pengusaha tidak berani melakukan ekspansi usaha di tengah ketidakpastian pemimpin nasional. Namun setelah Pilpres, pengusaha akan kembali melakukan ekspansi usaha. Sehingga mengucurkan investasi dari pengusaha. Investasi baik dalam negeri maupun luar negeri berpengaruh positif bagi perekonomian dan penerimaan pajak," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×