Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga hari menjelang akhir 2017, realisasi penerimaan bea dan cukai telah melampaui target. Berdasarkan data resmi Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu), realisasi penerimaan bea cukai hingga 28 Desember 2017 mencapai Rp 189,36 triliun atau 100,12% dari target Rp 189,14 triliun. Angka itu tumbuh 21,35% year on year (YoY).
Secara terperinci, angka itu terdiri dari realisasi penerimaan bea masuk Rp 34,58 triliun atau 103,91% dari target. Adapun realisasi penerimaan bea keluar Rp 3,9 triliun atau 146,95% dari target. Sedangkan realisasi penerimaan cukai sebesar Rp 150,81 triliun atau 98,46% dari target.
Khusus untuk penerimaan cukai, terdiri dari cukai hasil tembakau Rp 145,48 triliun atau 98,64% dari target, cukai etil alkohol Rp 150 miliar atau 98,94% dari target, cukai minuman yang mengandung alkohol (MMEA) sebesar Rp 5,34 triliun atau 96,51% dari target, dan cukai lainnya minus Rp 150 miliar.
Dari masing-masing pos penerimaan bea dan cukai tersebut, hampir seluruhnya lebih tinggi dibanding periode yang sama pada tahun 2016. Hanya realisasi penerimaan cukai etil alkohol yang mengalami kontraksi sebesar 17,37% YoY.
Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Penerimaan Ditjen Bea dan Cukai Rudy Rahmaddi mengakui, realisasi penerimaan cukai hingga 31 Desember 2017 mencapai target setelah dua tahun berturut-turut mencatat shortfall. Begitu juga dengan realisasi penerimaan cukai hasil tembakau yang mencapai target.
Sayangnya, Rudy masih enggan menyebut rinciannya. "(Akan dijelaskan) besok saat konferensi pers," kata Rudy kepada KONTAN.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memang akan menggelar konferensi pers akhir tanggal 2 Januari 2018. Ia menargetkan, ia menargetkan, penerimaan bea cukai tahun ini lebih besar Rp 2 triliun dari proyeksi pemerintah sebelumnya.
"Kami masih akan masuk kerja walaupun yang lain masih pada libur, tetapi lebih dari Rp 2 triliun (dari proyeksi pemerintah), melebihi apa yang ditargetkan APBN," kata Sri Mulyani di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (29/12) lalu.
Informasi yang diterima KONTAN dari internal Kemenkeu, realisasi penerimaan bea dan cukai yang mencapai 100% di tanggal 28 Desember 2017 tersebut lebih cepat dua hari dibanding proyeksi Ditjen Bea dan Cukai yang baru akan tercapai di 30 Desember 2017.
Tercapainya target tahun ini utamanya disebabkan oleh tambahan realisasi penerimaan bea masuk Rp 340 miliar karena masih tingginya impor di 26 sampai 28 Desember 2017. Diperkirakan, ada tambahan Rp 200 miliar lagi di tanggal 29 dan 30 Desember nanti.
Tercapainya target tersebut juga didorong oleh pelunasan pita cukai yang lebih cepat sebesar Rp 20 triliun. Diperkirakan, akan ada tambahan penerimaan cukai tembakau Rp 2 triliun dari PT Djarum Kudus hari ini. Selain itu, juga ada tambahan realisasi ekspor minerba dari PT Freeport Indonesia yang lebih tinggi dari perkiraan semula.
"Dengan kinerja capaian 100% yang lebih cepat ini, ada perbaikan outlook penerimaan bea cukai sampai 31 Desember yang semula diproyeksikan Rp 190,18 triliun (surplus Rp 1,04 triliun) menjadi Rp 191,62 triliun (surplus Rp 2,47 triliun)," kata sumber yang enggan disebutkan namanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News