Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli
Sehingga, lewat pandangan yang optimis itu juga didorong oleh berbagai tren seperti tren penyerapan anggaran tahun 2020 yang terlihat sudah cukup meningkat dari berbagai sektor program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) seperti untuk perlindungan sosial, UMKM, Pemda dan sebagainya.
Dengan demikian, defisit yang ditetapkan akan mencapai 5,7% pada PDB di tahun 2021. Sehingga untuk menutup defisit APBN, maka dilakukan pembiayaan anggaran melalui Sovereign Wealth Fund (SWF), restrukturisasi BUMN, meningkatkan akses pembiayaan bagi UMKM, serta penerbitan Surat Berharga Negara.
Baca Juga: Ini penjelasan pemerintah pusat soal intervensi terhadap pajak daerah
Adapun menurut Anggota Banggar DPRI RI, Ratna Juwita Sari mengatakan untuk mencapai proyeksi pertumbuhan ekonomi sekitar 5% tentu membutuhkan kerja keras.
“Saya juga sangat mengapresiasi keberanian pemerintah dalam hal ini Menteri Keuangan yang saat ini berani menyepakati komitmen nilai tukar rupiah yang diketok Rp 14.600 pada APBN 2021,” tutup Ratna dalam diskusi daring.
Selanjutnya: Fitra menilai pertumbuhan ekonomi sebesar 5% di tahun depan over ambisius
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News