Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan percaya Yunani akan diselamatkan oleh negara-negara di zona euro. Yunani tak mungkin dibiarkan bangkrut begitu saja.
"Pasti karena Yunani bagian dari euro, pasti euro mempunyai cara menyelamatkan Yunani. Tidak akan membiarkan Yunani bangkrut seperti itu karena itu juga jelek buat mereka," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro di Kantor Kementerian Keuangan, Selasa (24/7).
Menurut Bambang, negara-negara di zona euro pasti akan berupaya untuk menyelamatkan Yunani. Paling tidak, negara-negara tersebut akan meminimalkan dampak negatifnya.
Mengenai dampak kondisi Eropa ke Indonesia, Bambang menyebutkan, Pemerintah masih berpatokan pada gambaran ekonomi dunia yang dikeluarkan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) terakhir.
IMF memprediksi ekonomi dunia bisa tumbuh 3,5% tahun ini. "Sejauh ini Indonesia masih memakai yang dari IMF yang terakhir di mana prediksi pertumbuhannya masih 3,5%. Ya, jadi kita melihat pertumbuhan 3,5% kondisinya masih oke-lah buat kita," papar Bambang.
Yunani kini kembali menjadi pusat perhatian. Kabar bahwa negara itu gagal bayar dan keluar dari zona euro kembali mencuat. Sentimen investor di pasar global pun kembali terganggu.
Yunani kemungkinan gagal memenuhi kewajiban yang ditetapkan sebagai prasyarat untuk dana talangan senilai 240 miliar euro. Salah satu kewajiban adalah menekan rasio utang Yunani menjadi 120% dari Produk Domestik Bruto.
Tim Uni Eropa, Bank Sentral Eropa (ECB), dan Dana Moneter Internasional (IMF) pun akan bertemu hari Selasa waktu setempat untuk membahas negara dewa-dewi itu. Ada kemungkinan Yunani akan mengalami gagal bayar atas utang jatuh tempo senilai 3,1 miliar euro pada Agustus mendatang.
Pada saat yang sama, situasi ekonomi dan politik memburuk di Spanyol. Imbal hasil obligasi Pemerintah Spanyol bertenor 10 tahun untuk pertama kalinya naik menuju 7,57%. Alhasil, cepat atau lambat Spanyol kemungkinan akan meminta dana talangan.
Sebelumnya, pemerintah Spanyol telah mendapatkan pinjaman dari European Stability Mechanism (ESM) senilai 100 miliar euro untuk merekapitalisasi perbankannya. Sementara itu, lembaga pemeringkat Moody's memangkas outlook Jerman, Belanda, dan Luksemburg dari stabil menjadi negatif. (Ester Meryana/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News