kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Pemerintah Rilis Sukuk Global US$ 2,75 untuk Prefunding, Ini Kata Ekonom


Kamis, 21 November 2024 / 11:21 WIB
Pemerintah Rilis Sukuk Global US$ 2,75 untuk Prefunding, Ini Kata Ekonom
ILUSTRASI. Jelang akhir tahun 2024 ini, pemerintah menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dalam denominasi dollar Amerika Serikat (AS) atau sukuk global senilai US$ 2,75 miliar.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah sudah mulai mencari sumber pembiayaan untuk anggaran tahun 2025.

Jelang akhir tahun 2024 ini, pemerintah menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dalam denominasi dollar Amerika Serikat (AS) atau sukuk global senilai US$ 2,75 miliar.

Penerbitan surat utang ini merupakan prefunding atau pendanaan yang akan digunakan untuk anggaran awal 2025.

Baca Juga: Menteri Ara Usulkan Tambahan Anggaran Rp 48,5 Triliun untuk Program 3 Juta Rumah

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menjelaskan bahwa prefunding bertujuan untuk memastikan ketersediaan likuiditas pada awal tahun anggaran, sehingga pelaksanaan program dapat berjalan lancar tanpa kendala pendanaan. 

"Dana sebesar US$ 2,75 miliar dari penerbitan sukuk global ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk melakukan prefunding pembiayaan APBN tahun 2025," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (20/11). 

Berdasarkan APBN 2025, total pembiayaan utang yang direncanakan untuk menutup defisit APBN tahun 2025 adalah Rp 869,2 triliun (sekitar US$ 54,8 miliar dengan asumsi kurs Rp 15.850 per dolar AS). 

Josua menyebut, kebutuhan pembiayaan awal tahun biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja yang mendesak seperti pembayaran bunga utang, transfer daerah, dan belanja pemerintah pusat. 

Baca Juga: Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Pemerintah akan Berbagi Beban dengan Pemda

Lebih lanjut, kebutuhan belanja kompensasi harga BBM dan listrik, program Kartu Prakerja dan program stabilitas harga pangan dan belanja mendesak lainnya. 

Di sisi yang lain, prefunding tersebut juga dapat ditujukan untuk pendanaan proyek Kerjasam Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan infrastruktur, transfer ke daerah dan terakhir pembayaran manfaat pensiun dan jaminan sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×