kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.835   20,00   0,13%
  • IDX 7.196   61,44   0,86%
  • KOMPAS100 1.106   12,55   1,15%
  • LQ45 877   9,19   1,06%
  • ISSI 220   3,21   1,48%
  • IDX30 449   5,23   1,18%
  • IDXHIDIV20 541   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,64   1,31%
  • IDXV30 135   1,63   1,22%
  • IDXQ30 149   1,31   0,89%

Pemerintah Terbitkan Sukuk Global US$ 2,75 Miliar untuk Prefunding 2025


Selasa, 19 November 2024 / 19:54 WIB
Pemerintah Terbitkan Sukuk Global US$ 2,75 Miliar untuk Prefunding 2025
Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (18/4). Pemerintah baru saja menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dalam denominasi dolar AS atau Sukuk Global senilai US$ 2,75 miliar.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia baru saja menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dalam denominasi dolar Amerika Serikat (AS) atau Sukuk Global senilai US$ 2,75 miliar.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Deni Surjantoro mengonfirmasi penerbitan sukuk global tersebut.

Deni menyebut, penerbitan tersebut bertujuan untuk prefunding atau pendanaan awal kebutuhan anggaran pada 2025.

"Benar ada penerbitan US$ 2,75 miliar. Untuk seri yang diterbitkan masih menunggu regulasi pasar modalnya," ujar Deni kepada Kontan.co.id, Selasa (19/11).

Baca Juga: Sri Mulyani Pertimbangkan Strategi Prefunding untuk Penuhi Anggaran di 2025

Menanggapi hal tersebut, Staf Bidang Ekonomi, Industri dan Global Markets  dari Bank Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto mengatakan bahwa penerbitan sukuk ini untuk memenuhi kebutuhan belanja negara pada awal tahun 2025. 

Dirinya melihat nilai penerbitan Sukuk Global tersebut relatif cukup untuk menutupi pengeluaran rutin pemerintah.

Myrdal memperkirakan dengan belanja negara 2025 yang diproyeksikan sekitar Rp 3.600 triliun atau Rp 300 triliun per bulan, penerbitan Sukuk Global ini akan cukup untuk membiayai kebutuhan pemerintah pada awal tahun, termasuk pembayaran gaji pegawai, transfer daerah, dan subsidi.

"Kalau kebutuhan Januari dan Februari itu untuk tahun depan itu Rp 600 triliun, ya seharusnya masih cukup sih, kalaupun ada kurang-kurang ya pemerintah bisa melakukan penerbitan surat utang domestik, entah itu lelang Surat Utang Negara (SUN) atau juga menerbitkan obligasi retail," kata Myrdal.

Baca Juga: Utang Luar Negeri Pemerintah Bengkak 8,4% pada kuartal III 2024

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa akan mempertimbangkan strategi prefunding untuk tahun anggaran 2025.

Langkah ini dilakukan untuk menjaga stabilitas APBN dan memastikan kesiapan instrumen utang, baik di dalam maupun luar negeri.

Ia menjelaskan, pemerintah sedang mempertimbangkan berbagai opsi prefunding, termasuk jenis mata uang yang akan digunakan serta instrumen yang sesuai, seperti sukuk atau Surat Berharga Negara (SBN).

"Kita sedang membuat dan menjajaki apakah kita akan melakukan prefunding 2025, di mana dalam bentuk currency apa, instrumennya sukuk atau SBN? Itu kita lakukan seluruh informasi yang didapatkan dari market," ujar Sri Mulyani dalam Rapat bersama Komisi XI DPR RI, Kamis (14/11).

Baca Juga: Sri Mulyani Pertimbangkan Strategi Prefunding untuk Penuhi Anggaran di 2025

Di sisi lain, pemerintah juga melakukan evaluasi biaya yang dibutuhkan jika memilih untuk mengeluarkan instrumen utang di pasar internasional.

Selanjutnya: Tren Positif, BRI Bidik Pendapatan Recovery Asset Tumbuh 10%-15%

Menarik Dibaca: Daftar Bunga Air yang Tumbuh di Wadah dan Vas dengan Perawatan Mudah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×