Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumat (13/3) pukul 14.57 WIB Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di level 4.649, angka ini koreksi 5,02% dibandingkan penutupan pasar kemarin (12/3).
Oleh karena itu, pemerintah menyiapkan sederet paket stimulus ekonomi guna menahan dampak virus corona terhadap perekonomian. Ini juga menjadi harapan agar pasar modal kembali sehat. Pemerintah pun sudah menggelontorkan stimulus fiskal dan non-fiskal.
Baca Juga: Rupiah spot memperkecil pelemahan ke level Rp 14.695 per dolar AS pukul 15.00 WIB
Namun demikian, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menilai paket stimulus ekonomi tidak langsung mempan buat pasar modal menghijau. Menurutnya, dampak dari stimulus dari pemerintah akan bertahap memperbaiki kinerja korporasi terlebih dahulu barulah respons market akan positif.
“Paket stimulus yang dikeluarkan ini tidak langsung kepada pasar modal. Tapi kami harapkan bisa beri confident pelaku usaha baik sektor yang terkena secara langsung maupun tidak langsung termasuk investor pasar modal,” kata Wimboh, dalam konferensi pers Stimulus Ekonomi Jilid II di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat (13/3).
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani: Defisit anggaran bertambah Rp 125 triliun tahun ini
Lebih lanjut, Wimboh menjelaskan dalam pasar modal, paket stimulus kebijakan ini masih kalah dari dampak virus corona. Di sisi lain, tidak hanya pasar saham dalam negeri saja yang dalam tren koreksi, tapi hampir di semua belahan dunia. “Apabila dunia (pasar modal global) turun artinya sentimen melebar ke mana-mana termasuk Indonesia,” kata Wimboh.
OJK berharap paket stimulus ekonomi pemerintah dapat memberi sentimen positif memberi ruang yang luas ke emiten untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitasnya.
Baca Juga: Ini rangkuman empat stimulus fiskal dalam paket kebijakan ekonomi kedua
“Kami himbau ke pengusaha terutama portfolio pasar modal tidak perlu ikut-ikutan panik karena pemerintah akan tetap cari jalan terbaik berbagai hal dilakukan agar dampak bisa minimal,” ujar Wimboh
Setelah memberikan paket stimulus jilid I kepada sektor pariwisata dan belanja sosial, per hari ini pemerintah meluncurkan paket stimulus jilid II yang mulai berlaku per April 2020 baik dari sisi fiskal maupun non-fiskal.
Dari sisi fiskal, pemerintah akan memdorong konsumsi dengan menanggung penuh pajak karyawan atau pajak penghasilan (PPh) pasal 21, relaksasi PPh 22 Impor, dan PPh 25 atau pajak korporasi.
Sementara, stimulus non-fiskal pertama, penyederhanaan dan pengurangan jumlah Larangan dan Pembatasan (Lartas) untuk aktivitas ekspor yang tujuannya untuk meningkatkan kelancaran ekspor dan daya saing. Kedua, penyederhanaan dan pengurangan jumlah Lartas untuk aktivitas impor khususnya bahan baku yang tujuannya untuk meningkatkan kelancaran dan ketersediaan bahan baku.
Ketiga, percepatan proses ekspor dan impor untuk Reputable Traders. Keempat peningkatan dan percepatan layanan proses ekspor-impor, serta pengawasan melalui pengembangan National Logistics Ecosystem (NLE).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News