Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID–JAKARTA. Di tengah risiko perlambatan ekonomi global, pemerintah terus memperkuat strategi mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menjaga daya beli masyarakat.
Deputi I Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan, menegaskan bahwa konsumsi domestik menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 4,87% pada kuartal I-2025.
"Ini ada risiko perlambatan karena faktor global, maka ekonomi kita harus kita dorong. Apalagi kalau di data PDB kita, 80% dari ekonomi kita itu digerakkan oleh domestik. Itu yang kita optimalkan," ujar Ferry dalam sebuah forum diskusi ekonomi, Rabu (18/6).
Baca Juga: Sejumlah Indikator Ini Menunjukkan Daya Beli Masyarakat Semakin Mengkhawatirkan
Ferry melanjutkan, untuk menjaga daya beli, pemerintah telah menyiapkan berbagai stimulus. Salah satunya adalah pemberian tambahan bantuan sosial berupa kartu sembako dan bantuan pangan yang disalurkan pada bulan Juni-Juli 2025.
Program ini diharapkan dapat mempertahankan daya beli masyarakat, khususnya di kelompok menengah ke bawah, agar tetap mampu berbelanja di tengah tekanan global.
"Melihat perkembangan terakhir, kita perlu akselerasi. Jadi di kuartal II, pemerintah menambah stimulus. Pertama, top-up kartu sembako untuk Juni-Juli yang saat ini sedang diproses pencairannya. Kedua, bantuan pangan yang sebelumnya tidak diberikan di kuartal I karena produksi masih tinggi, kini disalurkan lagi selama dua bulan," jelas Ferry.
Baca Juga: BI Sebut Daya Beli Masyarakat Masih Aman pada Awal 2025, Inflasi Inti Capai 2,36%
Tak hanya itu, pemerintah juga memberikan suntikan langsung ke perekonomian melalui Tunjangan Hari Raya (THR) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan sektor swasta, serta gaji ke-13 bagi ASN. Langkah ini diharapkan menjadi dorongan tambahan agar konsumsi rumah tangga tetap bergairah.
"Uangnya kita kasih, diskonnya kita berikan, dan kita dorong dengan program-program diskon di sektor transportasi, pariwisata, serta belanja dalam negeri. Ditambah dengan momentum liburan yang kita manfaatkan melalui program-program pariwisata," tambahnya.
Pemerintah juga mengaktifkan berbagai stimulus tambahan yang sebelumnya belum diberikan, seperti diskon tarif listrik pada Januari-Februari 2025. Di kuartal kedua, injeksi tambahan juga diberikan melalui subsidi upah bagi sekitar 17 juta pekerja.
Ferry menegaskan bahwa perhatian pemerintah tidak hanya fokus pada masyarakat berpendapatan rendah, tetapi juga memberikan stimulus untuk menjaga konsumsi masyarakat kelas menengah.
"Sebenarnya kalau kita lihat di paket empat, yang menengah pun kita berikan. Yang di Januari-Februari, misalnya di diskon listrik, itu kita berikan. Program-program existing, misalnya untuk PPN, properti, otomotif, itu juga kita berikan," ungkap Ferry.
Baca Juga: PHK Massal Bikin Daya Beli Masyarakat Turun, Begini Saran Ekonom
Selain itu, di sisi pemberdayaan usaha, pemerintah memperkuat akses pembiayaan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hingga Juni 2025, total penyaluran KUR mencapai Rp118,7 triliun kepada lebih dari dua juta penerima.
"Ini harapannya segmen menengah, maupun bawah, itu kita jaga atau kita tingkatkan daya belinya. Kemudian tadi untuk yang kewirausahaan (KUR) juga bisa meningkatkan peran swasta dalam ekonomi," ungkap Ferry.
Selanjutnya: Alam Sutera Realty (ASRI) Absen Bagi Dividen dari Buku Tahun 2024, Ada Apa?
Menarik Dibaca: OYO Bagikan Diskon 75% Selama Periode Libur Sekolah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News