kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah Akan Ubah Kembali Besaran Stimulus Fiskal


Senin, 09 Februari 2009 / 07:30 WIB
Pemerintah Akan Ubah Kembali Besaran Stimulus Fiskal


Reporter: Uji Agung Santosa |

JAKARTA. Pemerintah siap menghitung kembali besaran stimulus fiskal dalam revisi APBN 2009 untuk sektor riil. Selain besaran, sasaran pemberian stimulus kemungkinan besar juga akan berubah.

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Paskah Suzetta mengatakan pemerintah akan mempertimbangankan keinginan Komisi XI DPR untuk kembali menghitung besaran stimulus yang sebenarnya termasuk agar pemberian stimulus itu berjalan efektif. "Ya akan di hitung kembali, nanti kita akan jelaskan kepada DPR insentifnya berapa dan untuk apa," kata Paskah di Jakarta, kemarin.

Ia mengatakan, pemerintah mempunyai argumentasi sendiri mengenai berapa besar dan untuk apa stimulus fiskal sektor riil itu digunakan. Detail mengenai berapa besar dan bagaimana mekanisme pemberian stimulus akan dijelaskan pemerintah dalam rapat panitia anggaran DPR RI.

Tentang keberatan DPR mengenai besaran stimulus infratruktur yang hanya Rp 10,2 triliun, Paskah mengatakan, DPR jangan hanya melihat dari berapa rupiah yang dikucurkan tapi berapa insentif yang diberikan pemerintah dari sisi perpajakan.

"Itu juga harus dihitung sebagai stimulus, dalam arti Rp 43 triliun itu dari sisi insentif perpajakan dan sisanya untuk sektor riil secara langsung. Sebab pada hakekatnya insentif juga untuk mengerakkan sektor riil seperti untuk pengurangan pajak. Jangan diartikan stimulus hanya dalam bentuk cash," katanya.

Menurutnya, insentif perpajakan walau berupa indirect spending (belanja tidak langsung) juga harus dilihat sebagai direct spending (belanja langsung) karena dua-duanya mampu menjadi stimulus di sektor riil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×