Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) melemah seiring dengan maraknya aksi jual di bursa saham global. Salah satu pemicu investor memborong dollar adalah peluang kenaikan bunga AS oleh bank sentral Federal Reserves lebih cepat.
Nilai tukar rupiah di pasar spot mengalami pelemahan 1,3% selama sepekan terakhir ke level Rp 13.628 per dollar AS hingga Jumat (9/2).
Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah ini murni disebabkan oleh faktor eksternal global. Sebab, dollar AS juga menguat terhadap mata uang negara lain.
“Rupiah melemah bukan karena keluarnya data Produk Domestik Bruto (PDB), data inflasi. Jadi, memang karena faktor global dan masih bisa berlanjut,” kata Andry kepada Kontan.co.id, Jumat (9/2).
Andry menambahkan, dengan potensi masih berlanjutnya pelemahan ini, BI harus menjaga ekspektasi market untuk rupiah yang stabil.
“Mungkin memerlukan intervensi karena khawatir ke Rp 13.700 per dollar AS. Malah nanti orang cemas. Ini harus dijaga,” jelasnya.
Ekspektasi Andry, rupiah di kisaran Rp 13.600 per dollar AS di tahun 2018 ini. Andry bilang, pelemahan rupiah ini tinggal menunggu pengumuman dari The Fed.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, volatilitas rupiah yang tinggi akan cendurung menganggu pengambilan keputusan di dunia usaha. Namun demikian, dampaknya ke perekonomian tidak bisa terlihat langsung.
“Kalau stabil, pengambilan keputusan lebih mudah. Kalai ada volatilitas, sedikit lebih susah karena orang kurang pasti ke depannya bagaimana,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News