Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai bulan April 2020, dampak dari wabah virus Corona terhadap perekonomian nasional sudah mulai terasa. Di bulan ini, berbagai stimulus digulirkan oleh pemerintah untuk membantu masyarakat yang terimbas dari wabah ini.
Tak hanya itu, berbagai kebijakan mulai dari social distancing, physcal distancing, serta pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai diterapkan secara meluas di sejumlah daerah.
Baca Juga: Ekonom Bank Permata prediksi laju impor pada bulan April anjlok 27,4%, ini pemicunya
Tentu saja berbagai kebijakan ini secara langsung akan berpengaruh terhadap kinerja perekonomian dalam negeri. Sejumlah ekonom bahkan memprediksi aktivitas ekspor-impor akan menurun tajam seiring dengan kebijakan yang diberikan pemerintah.
Chief Economist dan Analis PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) Fakhrul Fulvian, memprediksi kinerja ekspor di bulan April akan terkoreksi 3% secara year-on-year (yoy) dan koreksi 2,6% secara month-to-month (mom).
Untuk kinerja impor, Fakhrul memproyeksikan juga akan terkoreksi 7% secara yoy dan koreksi 6% secara mom.
"Penurunan impor terjadi dikarenakan menurunnya permintaan dalam negeri, terutama untuk impor raw material dikarenakan mulai efektifnya PSBB, sedangkan untuk penurunan ekspor karena ada penurunan demand secara global," kata Fakhrul kepada Kontan.co.id, Kamis (14/5).
Baca Juga: Ekonom: Neraca dagang Indonesia masih akan Surplus pada April 2020
Secara keseluruhan, Fakhrul memproyeksi neraca perdagangan bulan April akan mengalami surplus sebesar US$ 1,2 miliar. Surplus ini utamanya didorong oleh perlambatan ekonomi global dan penurunan harga minyak.
Ekonom PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Andry Asmoro memproyeksi, kinerja ekspor di bulan April akan mengalami kontraksi dalam sebesar 12,74% mom dan kontraksi 6,38 yoy.
"Meskipun mengalami pertumbuhan negatif, kinerja ekspor masih akan lebih baik dikarenakan faktor China import on coal," kata Andry.
Tidak kalah dalam, realisasi impor pada bulan April juga diproyeksikan menurun tajam sebesar 23,91% yoy dan koreksi 12,24% mom. Kegiatan impor ini menurun tajam dikarenakan purchasing managers' index (PMI) manufaktur Indonesia turun cukup besar.
Baca Juga: Ekonom BNI proyeksikan neraca dagang Indonesia surplus US$ 0,92 miliar di April 2020
Adanya penurunan aktivitas produksi akan berpengaruh juga pada laju impor yang akhirnya mengalami penurunan. Dengan begitu, Andry memproyeksi neraca dagang akan mengalami surplus sebesar US$ 558,9 juta.
Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk Adrian Panggabean, juga memproyeksikan kinerja perdagangan di bulan April tidak menunjukkan realisasi yang menyenangkan. Ia memproyeksi kinerja ekspor masih bisa tumbuh 5,2% yoy dan laju impor terkoreksi 9,1% yoy.
"Secara keseluruhan, neraca dagang bulan April diproyeksi akan mengalami defisit US$ 200 juta," tandas Adrian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News