kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ekonom Bank Permata prediksi laju impor pada bulan April anjlok 27,4%, ini pemicunya


Kamis, 14 Mei 2020 / 15:12 WIB
Ekonom Bank Permata prediksi laju impor pada bulan April anjlok 27,4%, ini pemicunya
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (29/4/2020). Untuk mengatasai dampak pandemi virus corona (COVID-19), Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun 2020 tentang Penataan dan Penyed


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksi, pertumbuhan laju impor di bulan April akan mengalami penurunan sebesar 27,4% secara year-on-year (yoy) danĀ  turun 9,4% secara montoh-to-month (mom).

Penurunan laju impor ini, cenderung disebabkan oleh penurunan harga minyak dunia dan disertai dengan penurunan aktivitas manufaktur Indonesia.

"Harga minyak dunia pada bulan April mengalami penurunan sebesar 20,4% mom. Adapun, penurunan aktivitas manufaktur ini diindikasikan dari Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang jatuh ke level 27,5 dari sebelumnya berada pada level 45,3," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (14/5).

Baca Juga: Ekonom: Neraca dagang Indonesia masih akan Surplus pada April 2020

Menurut Josua, dengan menurunnya aktivitas manufaktur maka impor barang modal dan bahan baku juga akan terhambat, sehingga secara keseluruhan impor Indonesia akan mengalami penurunan.

Hal ini kemudian diperkuat juga oleh kecenderungan penurunan impor barang konsumsi, seiring dengan lemahnya permintaan dalam negeri pada bulan April.

Melemahnya permintaan ini, ditandai oleh perlambatan tingkat inflasi inti. Penurunan tingkat impor tersebut kemudian diperkuat lagi oleh data dari Tiongkok yang menyebutkan bahwa ekspor ke Indonesia mengalami penurunan 5,18% secara yoy.

Baca Juga: Ekonom BNI proyeksikan neraca dagang Indonesia surplus US$ 0,92 miliar di April 2020

Di sisi lain, Josua juga memproyeksikan kinerja ekspor mengalami penurunan sebesar 2,7% yoy dan turun 9.3% mom. Penurunan ekspor tersebut, cenderung diakibatkan oleh menurunnya harga komoditas utama Indonesia disertai oleh perlambatan aktivitas negara partner dagang Indonesia.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×