Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli
Ekonom PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Andry Asmoro memproyeksi, kinerja ekspor di bulan April akan mengalami kontraksi dalam sebesar 12,74% mom dan kontraksi 6,38 yoy.
"Meskipun mengalami pertumbuhan negatif, kinerja ekspor masih akan lebih baik dikarenakan faktor China import on coal," kata Andry.
Tidak kalah dalam, realisasi impor pada bulan April juga diproyeksikan menurun tajam sebesar 23,91% yoy dan koreksi 12,24% mom. Kegiatan impor ini menurun tajam dikarenakan purchasing managers' index (PMI) manufaktur Indonesia turun cukup besar.
Baca Juga: Ekonom BNI proyeksikan neraca dagang Indonesia surplus US$ 0,92 miliar di April 2020
Adanya penurunan aktivitas produksi akan berpengaruh juga pada laju impor yang akhirnya mengalami penurunan. Dengan begitu, Andry memproyeksi neraca dagang akan mengalami surplus sebesar US$ 558,9 juta.
Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk Adrian Panggabean, juga memproyeksikan kinerja perdagangan di bulan April tidak menunjukkan realisasi yang menyenangkan. Ia memproyeksi kinerja ekspor masih bisa tumbuh 5,2% yoy dan laju impor terkoreksi 9,1% yoy.
"Secara keseluruhan, neraca dagang bulan April diproyeksi akan mengalami defisit US$ 200 juta," tandas Adrian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News