Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat outstanding Surat Berharga Rupiah Bank Indonesia (SRBI) per pertengahan tahun 2025 tinggal sekitar Rp 770 triliun, menyusut dari Rp 923 triliun pada akhir 2024.
Penurunan ini mencerminkan arah kebijakan moneter yang mulai lebih ekspansif dan mendukung pelonggaran likuiditas perbankan.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Erwin Gunawan Hutapea mengatakan, penurunan SRBI ini merupakan bagian dari strategi BI untuk mendorong penyaluran kredit yang sempat melambat sejak awal tahun.
“Kalau SRBI turun, berarti duitnya keluar. Duit keluar artinya likuiditas perbankan bertambah. Ini menjadi amunisi tambahan bagi bank untuk menyalurkan kredit,” kata Erwin dalam Taklimat Media BI, Kamis (24/7/2025).
Baca Juga: Geber Penyaluran Kredit Bank, BI Kurangi Oustanding SRBI
Seiring dengan tren penurunan suku bunga global dan domestik, BI juga tengah memperkuat stance kebijakan moneter yang akomodatif. Salah satunya dengan mendorong pengalihan kepemilikan SRBI dari tenor panjang (6, 9, 12 bulan) ke tenor pendek, agar dana tidak terlalu lama terkunci dan lebih cepat masuk ke sektor riil.
“Kami akan terus mengupayakan langkah-langkah agar likuiditas yang terkunci di tenor panjang bisa berpindah ke tenor yang lebih pendek. Tujuannya agar saat ada permintaan kredit yang layak, bank bisa langsung menyalurkannya karena likuiditasnya tersedia,” ujar Erwin.
Langkah ini diambil BI di tengah melambatnya pertumbuhan kredit. Berdasarkan data BI, pertumbuhan kredit perbankan tercatat melambat dari 9,6% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Januari 2025 menjadi 7,6% yoy per Juni 2025.
Erwin menekankan, proses penyesuaian SRBI dilakukan secara bertahap dan terukur, dengan tetap memperhatikan respons pasar dan dampaknya terhadap nilai tukar.
“Kami akan terus memantau dinamika pasar uang dan nilai tukar dalam setiap kebijakan penyesuaian ke depan,” imbuhnya.
Dengan strategi ini, BI berharap likuiditas perbankan semakin longgar dan mampu mengalir lebih deras ke sektor-sektor produktif yang menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca Juga: Tak Lagi di SRBI, Perbankan Kini Kembali Menempatkan Dananya di Obligasi Pemerintah
Selanjutnya: Menanti Gebrakan APBN untuk Selamatkan Pertumbuhan Ekonomi 2025
Menarik Dibaca: 100 Anak Muda ASEAN Siap Laksanakan Proyek Sosial Lintas Negara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News