kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Tak Lagi di SRBI, Perbankan Kini Kembali Menempatkan Dananya di Obligasi Pemerintah


Senin, 19 Mei 2025 / 15:31 WIB
Tak Lagi di SRBI, Perbankan Kini Kembali Menempatkan Dananya di Obligasi Pemerintah
ILUSTRASI. Realokasi aset tengah dilakukan perbankan. Bank-bank kini kembali masuk ke pasar obligasi, terutama obligasi pemerintah.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realokasi aset tengah dilakukan perbankan. Instrumen surat utang yang sebelumnya banyak dikurangi perbankan, kini mulai kembali diminati dengan bertambahnya portofolio surat utang mereka, terutama obligasi pemerintah

Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan, sektor perbankan memang menjadi konsen dalam melihat sisi permintaan surat utang negara (SUN). Mengingat, dalam dua tahun terakhir, perbankan banyak melakukan aksi jual SUN.

Berdasarkan data olahan Mandiri Sekuritas, perbankan dalam negeri mencatat telah melakukan net sell untuk obligasi pemerintah termasuk sukuk pada tahun 2023 dan 2024. Nilainya masing-masing sekitar Rp 37,1 triliun dan Rp 44,2 triliun.

Baca Juga: Bank Indonesia Turunkan Outstanding SRBI, Agar Likuiditas Diserap Masyarakat

Handy melihat hal tersebut dikarenakan adanya penyaluran kredit yang cukup tinggi ditambah dengan adanya instrumen Sekuritisasi Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang banyak menyerap dana perbankan. Namun, ia memproyeksikan hal tersebut bakal berubah di tahun 2025 ini.

Karena kalau kami lihat breakdown aset dari perbankan 2023-2024 lebih banyak meningkat dari sisi kredit dan SRBI. Tapi kalau kita lihat historinya, SRBI rate-nya sudah turun, outstanding-nya turun,” ujar Handy, Senin (19/5).

Hal tersebut juga sudah tercermin pada data terbaru Mandiri Sekuritas pada Mei 2025. Per 6 Mei 2025, perbankan mencatatkan net buy untuk obligasi pemerintah senilai Rp 45,6 triliun. Ini berbanding terbalik dari posisi 6 Mei 2024 yang mencatat net sell senilai Rp 1,2 triliun.

Oleh karenanya, Handy pun bilang bahwa kondisi tersebut menunjukkan perbankan dapat mendukung pasar obligasi ke depan tetap positif. Terlebih, ini sejalan juga dengan investor lain seperti asing yang juga mencatatkan net buy untuk obligasi pemerintah di periode yang sama.

“ini juga akan membuat support buat pasar obligasi ke depan masih akan tetap positif,” jelasnya.

Baca Juga: Kepemilikan Bank di SRBI Semakin Menyusut, Dibayangi Pengetatan Likuiditas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×