kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

OECD proyeksi pertumbuhan ekonomi global makin rendah hanya 2,9% di 2019


Jumat, 22 November 2019 / 12:56 WIB
OECD proyeksi pertumbuhan ekonomi global makin rendah hanya 2,9% di 2019
ILUSTRASI. Ilustrasi OECD


Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) semakin pesimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global. 

Dalam laporan terbarunya  OECD Economic Outlook Volume 2019 Issue 2, lembaga internasional tersebut memperkirakan pertumbuhan ekonomi global hanya mencapai 2,9% pada tahun ini, level terendah sejak masa krisis finansial.

Konflik perdagangan, investasi usaha yang melemah, dan ketidakpastian politik yang terus berlanjut, dinilai OECD menjadi sumber beban utama pertumbuhan ekonomi global dan meningkatkan risiko stagnannya pertumbuhan dalam jangka panjang.

Baca Juga: Ditopang konsumsi dan investasi, BI proyeksi ekonomi tahun ini bisa tumbuh 5,1%

Lantas untuk tahun 2020-2021, OECD masih tak begitu optimistis dan memprediksi ekonomi global tumbuh dalam kisaran 2,9% -3%.

“Merupakan kesalahan jika mempertimbangkan perubahan ini sebagai faktor sementara yang dapat diatasi dengan kebijakan moneter atau fiskal. Ini semua (persoalan) mereka struktural. Tanpa koordinasi untuk perdagangan dan perpajakan global, arah kebijakan yang jelas untuk transisi energi, ketidakpastian akan terus menjulang besar dan merusak prospek pertumbuhan,” tutur Kepala Ekonom OECD Laurence Boone dalam keterangannya yang dikutip, Jumat (22/11). 

Konflik tarif dagang, terutama antara Amerika Serikat (AS) dan China, dinilai telah menekan perdagangan, merusak investasi usaha dan membahayakan prospek lapangan pekerjaan secara global. 

Meski pengeluaran dan konsumsi rumah tangga relatif bertahan, tapi tanda-tanda pelemahan mulai terlihat. Penjualan mobil, misalnya, telah mengalami penurunan tajam selama setahun terakhir. 

OECD melihat, perlambatan ekonomi melanda baik negara maju maupun negara berkembang. Hanya saja tingkat keparahannya bervariasi bergantung pada peran perdagangan dalam struktur ekonomi masing-masing negara. 

Baca Juga: Targekan pertumbuhan ekonomi 5,08%, pemerintah masih andalkan belanja

Pertumbuhan ekonomi AS diproyeksi hanya akan mencapai 2% pada 2020 dan 2021. Kawasan Eropa dan Jepang diperkirakan cuma tumbuh sekitar 1%. 

Sementara pertumbuhan China diproyeksi makin merosot yaitu 5,7 dan 5,5% pada 2020 dan 2021, jauh di bawah tingkat pertumbuhan terakhir pada tahun ini yang masih sebesar 6,6%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×